Pemkab Kulon Progo Usulkan Reaktivasi Stasiun Kalimenur dan Stasiun Kedundang ke DJKA Kemenhub RI

Stasiun Kedundang di Kapanewon Temon dan Stasiun Kalimenur di Kapanewon Sentolo diusulkan untuk kembali diaktifkan

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
REAKTIVASI - Bangunan Stasiun Kalimenur di Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo, Selasa (04/11/2025). Stasiun ini diusulkan diaktifkan kembali untuk bongkar muat barang. 
Ringkasan Berita:
  • Pemkab Kulon Progo mengusulkan reaktivasi dua stasiun yang selama ini nonaktif
  • Dua stasiun yang diusulkan reaktivasi adalah Stasiun Kedundang di Kapanewon Temon dan Stasiun Kalimenur di Kapanewon Sentolo
  • Perlu kajian sebelum benar-benar reaktivasi dua stasiun yang selama ini tidak aktif

 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo mengusulkan pengaktifan kembali atau reaktivasi dua stasiun kereta yang saat ini nonaktif.

Usulan disampaikan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

Sekretaris Daerah Kulon Progo, Triyono mengatakan dua stasiun yang diusulkan reaktivasi adalah Stasiun Kedundang di Kapanewon Temon dan Stasiun Kalimenur di Kapanewon Sentolo.

"Usulannya sesuai dengan Surat Bupati Kulon Progo yang disampaikan ke DJKA," katanya ditemui pada Senin (03/11/2025) lalu.

Stasiun Kedundang saat ini hanya diaktifkan untuk operasional, bukan untuk naik dan turun penumpang.

Sedangkan Stasiun Kalimenur sama sekali tidak aktif untuk aktivitas penumpang maupun operasional.

Usulan reaktivasi tersebut berdasarkan pertimbangan semakin meningkatnya pergerakan penumpang kereta dari Kulon Progo.

Apalagi posisi kedua stasiun juga cukup strategis.

Sebab Stasiun Kedundang dekat dengan Yogyakarta International Airport (YIA) sehingga bisa dimanfaatkan untuk naik dan turun penumpang.

Sementara Stasiun Kalimenur dekat dengan Sentolo yang digadang-gadang akan menjadi Kota Satelit antara Yogyakarta dan Wates.

"Usulan kami, Stasiun Kedundang untuk kereta bandara dan kereta komuter, sedangkan Stasiun Kalimenur nantinya hanya untuk bongkar muat barang," jelas Triyono.

Baca juga: Jembatan Penghubung Jalan Milir-Krembangan Kulon Progo Ambrol, Akses Kendaraan Berat Dialihkan

Perlu Kajian

Meski begitu, perlu ada kajian mendalam terhadap wacana reaktivasi 2 stasiun itu.

Terutama dari sisi teknis operasional kereta hingga potensi secara ekonomi yang bisa ditimbulkan.

Namun Triyono mengatakan usulan tersebut belum terlalu urgent untuk segera direalisasikan.

Sebab saat ini pihaknya lebih fokus pada upaya realisasi tambahan akses penumpang Stasiun Wates dari sisi utara.

"Bagi kami yang utama Stasiun Wates, kalau reaktivasi dua stasiun itu direspon baik ya bagus, tidak ya tidak apa-apa," ujarnya.

Usulan tambahan akses Stasiun Wates dari sisi utara mempertimbangkan kemudahan akses bagi calon penumpang dari utara.

Alasan lainnya untuk menghidupkan aktivitas di Alun-alun Wates yang akan berhadapan langsung dengan akses utara stasiun.

Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kulon Progo, Aris Nugroho, mengatakan Stasiun Kedundang akan mendukung aktivitas Embarkasi Haji DIY di YIA. Embarkasi rencananya mulai aktif untuk Musim Haji 2026.

Sedangkan Stasiun Kalimenur dimanfaatkan sebagai bagian dari pengembangan Sentolo sebagai Kota Satelit.

Sebab diperkirakan ke depan wilayah tersebut akan semakin berkembang.

"Sebab saat ini pembangunannya bergeser ke barat DIY, sehingga Sentolo akan dikembangkan sebagai Kota Satelit," jelas Aris.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved