Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pemkot Yogyakarta Siapkan Jebakan Lumpur

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggencarkan upaya antisipasi genangan saat memasuki musim penghujan

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
CUACA EKSTREM - Pohon tumbang menutup sebagian badan Jalan Sugeng Jeroni, Kota Yogyakarta, saat hujan deras disertai angin kencang, Jumat (31/10/2025). BPBD DIY mencatat sejumlah titik terdampak cuaca ekstrem di wilayah Sleman, Kota Yogyakarta, Bantul, dan Kulon Progo. 
Ringkasan Berita:
  • Pemkot Yogyakarta menyiapkan sejumlah langkah antisipasi memasuki musim penghujan dan potensi cuaca ekstrem
  • Sumur resapan untuk jebakan lumpur disiapkan untuk mengantisipasi adanya genangan
  • Sejumlah titik di Kota Yogyakarta menjadi fokus antisipasi yang dinilai rawan banjir genangan

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Memasuki musim penghujan dengan intensitas yang semakin ekstrem, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggencarkan upaya antisipasi genangan. 

Langkah ini dilakukan dengan kombinasi pemeliharaan rutin, pembangunan saluran air hujan (SAH) baru, serta inovasi pemasangan sumur resapan sebagai jebakan lumpur.

​Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPUPKP Kota Yogyakarta, Rahmawan Kurniadi, menjelaskan bahwa pihaknya fokus pada pemeliharaan infrastruktur drainase.

Upaya perbaikan tersebut, menyasar tiga ruas jalan utama sekaligus, yakni di Jalan Parangtritis, Jalan Kusumanegara, hingga Jalan AM Sangaji.

​"Di tiga ruas itu kita bersihkan lumpurnya dan kita buat sumur resapan untuk jebakan lumpur, sehingga dapat memudahkan pemeliharaan ke depan," katanya.

Langkah strategis tersebut diambil setalah berkaca pada kejadian genangan yang mencuat pada 19 Agustus 2025 lalu, di beberapa titik rawan.

Seperti di Jalan Kusbini atau daerah Langensari, Jalan Parangtritis atau simpang Jogokaryan, Jalan Menteri Supeno atau simpang XT Square, hingga area Kampung Iromejan.

​"Terutama yang Iromejan, kemarin sudah kita tambahi pintu untuk mengurangi atau menunda luapan sungai ke permukiman," ucapnya.

"Tapi, kalau curah hujannya sangat intens, dan dalam waktu yang relatif singkat, luapan air tetap berpotensi terjadi di sana," imbuh Rahmawan.

​Sampai sejauh ini, ia menyebut, dari lima titik rawan yang sempat tergenang cukup parah pada insiden sebelumnya, belum ada laporan baru. 

Menurutnya, hal itu terjadi karena intensitas hujan yang turun lebih merata, sehingga kemampuan saluran air yang ada masih cukup memadahi.

"Sementara ini belum ada laporan di lima titik (genangan) kemarin. Mungkin karena hujannya akhir-akhir ini cenderung merata," tandasnya.

​Selain proses pemeliharaan, Pemkot Yogyakarta juga melangsungkan pembangunan Saluran Air Hujan (SAH) di sejumlah lokasi baru. 

Proyek pembangunan ini mencakup Jalan Kyai Mojo, Jalan Langenastran Kidul, Jalan Karangsari, Jalan Kemendungan, Jalan Tuntungan, Jalan Timoho 2 atau Semaki, dan Jalan Soepomo.

​Namun, tidak semua pekerjaan berjalan mulus. Rahmawan bilang, ada kendala teknis dalam pelaksanaan pembangunan SAH di Jalan Soepomo.

​"Kendala teknis di Jalan Soepomo karena banyak utilitas di lokasi seperti (pipa jaringan) PDAM dan saluran limbah," terangnya.

​Selain hambatan teknis, masalah anggaran juga menjadi tantangan.

Salah satunya, ia mencontohkan, pekerjaan SAH di Jalan Karangsari 

Proyek itu disebut memerlukan alokasi lanjutan pada tahun 2026 mendatang, untuk dapat menuntaskan genangan di kawasan tersebut secara optimal.

"Jadi, masih membutuhkan alokasi lanjutan di tahun depan, untuk menuntaskan problem genangan di kawasan Jalan Karangsari," ujarnya. (*)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved