4.187 Ton Gabah Petani Sleman Diserap Bulog

Bulog DIY menyerap 4.187 ton gabah kering panen (GKP) dari petani di Kabupaten Sleman sepanjang musim panen tahun 2025. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Dok. Bulog Yogyakarta
SERAP GABAH - Foto ilustrasi. Kegiatan penyerapan gabah petani yang digulirkan Perum Bulog Kanwil Yogyakarta. 

Ringkasan Berita:
  • Sepanjang musim panen 2025, Bulog DIY menyerap 4.187 ton gabah kering panen (GKP) dari petani di Sleman
  • Bulog menyampaikan penyerapan gabah petani masih akan terus dilakukan hingga akhir tahun.
  • Bulog menebus gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram
  • Berdasarkan data produksi gabah kering giling di Sleman dari awal tahun hingga September 2025 mencapai 176.645,35 ton, tersebar di 17 kapanewon. 

 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyerap 4.187 ton gabah kering panen (GKP) dari petani di Kabupaten Sleman sepanjang musim panen tahun 2025. 

Penyerapan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah menjaga stabilitas harga di tingkat petani serta memastikan ketersediaan stok beras. 

Manager Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah, Perum Bulog Kanwil DIY, Nur Fuad menyampaikan, penyerapan gabah petani masih akan terus dilakukan hingga akhir tahun.

Kegiatan penyerapan gabah ini sesuai kebijakan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian (Kementan). 

"Bulog menebus gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram," katanya, dihubungi wartawan, Jumat (31/10/2025). 

Ketentuan harga ini tertuang dalam Keputusan Badan Pangan Nasional Nomor 14 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Keputusan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 tentang perubahan atas HPP dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

Kesulitan

Menurut Fuad, selama proses penebusan gabah tidak ada kendala signifikan di tingkat petani. Namun panen raya yang bersamaan dengan musim hujan cukup menyulitkan.

Pasalnya, kondisi gabah menjadi sangat basah dan perlu dikeringkan terlebih dahulu atau setidaknya untuk mengurangi kadar air, sehingga pengangkutan menjadi lebih mudah.

Terlebih alat pengering di Sleman relatif terbatas. Bulog sebenernya tetap bisa menyerap gabah basah. 

"Hanya saja kalau terlalu lama tidak diproses (tidak segera dikeringkan), kualitas gabah bisa rusak," ujar dia. 

Soal penyerapan gabah panen ini, Bulog bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman.

Kerjasama ini dalam bentuk sosialisasi kebijakan tersebut. Fuad mengklaim bahwa kebijakan pemerintah ini, dapat memberi manfaat kepada petani, terutama dalam peningkatan ekonomi rumah tangga petani. 

Petani terbantu atas kemudahan menjual gabah, sekaligus mendapatkan kepastian harga yang relatif tinggi. Sistem pembayarannya juga mudah karena bisa tunai maupun transfer. 

"Sewaktu lebaran kemarin banyak yang perlu uang, jadi momennya ketemu. Mereka terbantu," ujar dia. 

Produksi gabah Sleman

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved