Guru Turut Jadi Korban Keracunan MBG, Pemkab Gunungkidul Panggil Seluruh Kepala Dapur SPPG

Praktik mencicipi hidangan itu bukan inisiatif pribadi, melainkan bagian dari prosedur kontrol mutu yang diatur oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
MARAH - Bupati Gunungkidul, Endah Subekti, saat sidak Dapur SPPG Planjan Saptosari, pada Rabu (29/10/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Tidak hanya siswa, sejumlah guru di Gunungkidul juga menjadi korban dugaan keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Mereka disebut mengalami gejala lebih dulu setelah mencicipi hidangan yang disiapkan dapur pelaksana, sebelum makanan itu disajikan kepada para siswa. 

“Iya, karena diminta untuk mencicipi, maka keracunan lebih dulu pada jam 2, baru anak-anak jam 3,” ujar Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, Kamis (30/10/2025).

Menurut dia, praktik mencicipi hidangan itu bukan inisiatif pribadi, melainkan bagian dari prosedur kontrol mutu yang diatur oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Arahan tersebut meminta dapur pelaksana atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menyediakan porsi uji rasa untuk memastikan kualitas makanan.

“Karena memang BGN yang meminta kan pada waktu itu, sehingga dapurnya memberikan porsi untuk mencicipi dan mereka juga keracunan,” tutur Endah.

Lebih lanjut Endah mengatakan, pihaknya berupaya memastikan sistem penyediaan makanan bergizi bagi siswa benar-benar aman dan memenuhi standar kebersihan.

“Kami, Jumat akan panggil seluruh kepala dapur (SPPG),” ujar Endah.

Pemanggilan seluruh kepala dapur pelaksana MBG itu, menurut Endah, menjadi bagian dari langkah evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program.

Pemkab Gunungkidul ingin memastikan rantai penyediaan bahan pangan, proses pengolahan, hingga pendistribusian makanan berlangsung sesuai pedoman keamanan pangan.

Endah menyebutkan, dari ratusan siswa yang memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas dan RSUD, sebagian masih harus menjalani perawatan. 

“Untuk sementara datanya itu dan sudah dirawat dan ditangani, mohon doanya. Masih ada yang dirawat di rumah sakit sampai sekarang,” katanya.

Pemanggilan kepala dapur MBG pada Jumat mendatang diharapkan menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki sistem penyelenggaraan program, termasuk mekanisme pengawasan dan pemeriksaan bahan makanan.

Evaluasi juga akan menyoroti prosedur kebersihan, rantai penyimpanan, serta distribusi makanan ke sekolah-sekolah.

Kasus dugaan keracunan massal di Kapanewon Saptosari sebelumnya menimpa ratusan siswa dari dua sekolah negeri.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved