Keracunan MBG

Pemkab Tanggung Biaya Perawatan Ratusan Korban Keracunan MBG di Gunungkidul

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan, pemerintah daerah telah menyiapkan anggaran kedaruratan sebesar Rp100 juta

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
KERACUNAN MBG: Seorang siswa mendapatkan penanganan medis usai mengalami gejala keracunan di RS Saptosari, Gunungkidul pada Rabu (29/10/2025) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menanggung seluruh biaya perawatan medis bagi ratusan siswa yang diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan, pemerintah daerah telah menyiapkan anggaran kedaruratan sebesar Rp100 juta untuk menanggung biaya pengobatan untuk kasus keracunan MBG.

“Untuk biaya rumah sakit, seperti yang kami diskusikan dengan kepala rumah sakit dan kepala dinas, karena keracunan itu bukan dalam kategori penyakit maka tidak dikover BPJS. Kami berinisiatif menyiapkan penanggulangan kedaruratan seperti ini sebesar Rp100 juta. Sehingga, kejadian ini bisa dikover pembiayaannya," tuturnya di SPPG Planjan Saptosari pada Rabu (29/10/2025).

Pihaknya pun mengimbau apabila ada gejala keracunan yang dirasakan para siswa agar segera melaporkan untuk mendapatkan penanganan medis dengan segera.

"Kalau ada gejala yang dirasakan oleh anak-anak, saya minta ke Dinas Pendidikan untuk mengedukasi guru dan wali agar segera berkomunikasi dengan puskemas terdekat," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 695 siswa di Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, mengalami gejala keracunan usai menyantap menu dari program makanan bergizi gratis (MBG). Adapun, ratusan siswa tersebut berasal dari dua sekolah yakni SMP Negeri 1 Saptosari dan SMK Saptosari.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono mengatakan ratusan murid mengalami gejala keracunan usai menyantap menu makan MBG yang disajikan oleh SPPG Planjan Saptosari, pada Selasa (28/10/2025) kemarin.

"Jadi, para siswa itu makannya itu kemarin. Kemudian, hari ini merasakan gejala keracunan mulai dari mual, pusing, hingga diare. Rata-rata itu diare," tuturnya saat door stop dengan media di Dapur SPPG Planjan, Ranu (29/10/2025).

Ia merinci dari total 695 siswa tersebut awalnya dilaporkan yang mengalami gejala keracunan sebanyak 476 siswa, kemudian menyusul sebanyak 186 siswa, dan terakhir ada 33 siswa. Di mana, sebanyak 18 siswa dilarikan ke RS Saptosari dan 34 siswa dilarikan ke Puskemas Saptosari. Sedangkan, sisanya sudah tertangani di rumah. 

"Dan, terakhir ada satu siswa harus observasi di RS Saptosari. Tetapi ini masih berkembangnya dan masih dalam pemantauan petugas kami, tim gerak cepat untuk pendataan. Dan, kami imbau seandainya ada siswa yang mengalami gejala keracunan agar segera ke faskes terdekat," ucapnya. 

Untuk mengetahui penyebab dugaan keracunan, pihaknya pun sudah mengambil sample makanan MBG yang disajikan ke para siswa tersebut. Di antaranya, nasi, sayur, lauk, hingga air yang digunakan untuk memasak makanan.

"Semua samplenya sudah kami ambil untuk di uji di laboratorium," ucapnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved