Eksklusif Mapel Bahasa Portugis
Bahasa Portugis Bisa Jadi Mata Pelajaran Pilihan
Presiden Prabowo Subianto membuat wacana Bahasa Portugis sebagai mata pelajaran bagi siswa di Tanah Air
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Hari Susmayanti
Misalnya di wilayah yang berhubungan dengan negara "lusofon" (orang-orang yang berbahasa Portugis) seperti Timor Leste, Brasil, atau Mozambik.
"Jadi, memasukkan bahasa Portugis bisa jadi ide baik, asalkan tetap berpijak pada prinsip otonomi dan relevansi: biarkan sekolah dan daerah menentukan apa yang paling bermakna bagi murid mereka," jelasnya.
Peneliti Doktoral Ilmu Bahasa, Boy Tri Rizky yang saat ini kuliah S3 di Freie Universität Berlin, Jerman berpendapat bahwa Indonesia tidak butuh bahasa asing baru. Melainkan butuh kurikulum bahasa asing yang bagus.
"Maksudku kenapa tidak berbenah kurikulum bahasa asing dulu. Daripada menambah bahasa asing baru gitu. Itu kan cuma pemborosan," ucap Boy.
Selain itu, Boy berkata sebelum menentukan pengajaran bahasa asing yang hendak dipelajari perlu melihat situasi sosioekonomi di negara asalnya.
Seperti apakah tingkat penganggurannya tinggi dan seberapa banyak kebutuhan tenaga kerja asingnya.
Boy sangat mendukung pengajaran bahasa asing di sekolah yang sudah ada saat ini tetapi bukan hanya tingkat dasar.
"Harusnya pemerintah memberikan kurikulum yang memang bagus untuk para si pelajar ini bisa sampai punya tingkat bahasa itu B1 (level menengah) ibaratnya minimal," ujarnya.
Ia memberi analogi, kurikulum di Jerman mewajibkan murid sekolah belajar bahasa Inggris sampai level B2 sementara di Indonesia hanya sampai level B1.
Di Jerman bahasa Inggris juga menjadi mapel dalam ujian nasional. Setelah mereka nanti lulus ujian nasional, mereka sudah bisa bahasa asing kedua itu di tingkat B1.
"Dengan nilai ujian nasional mereka itu sudah sebagai bukti kalau dia bisa berbahasa Inggris. Misalnya mereka ingin lanjut ke universitas yang memang membutuhkan bahasa Inggris, jadi nilai ujian nasional mereka itu adalah sebagai bukti kalau dia itu bisa bahasa Inggris. Enggak perlu tes lagi. IELTS atau TOEFL untuk pertukaran mahasiswa atau untuk cari kerja di luar negeri," paparnya.
Sistem pendidikan Jerman juga tidak mewajibkan semua siswa ikut ujian nasional. Mereka yang ingin melanjutkan ke universitas akademik saja yang harus mengikutinya. Standar level bahasa Inggrisnya pun minimal C1 (mahir). (kpc/Tim)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.