Musim Keong Macan, Hasil Tangkapan Nelayan di Gunungkidul Bisa Capai 3 Ton per Hari
Hasil tangkapan jenis keong laut bernilai ekonomi tinggi itu meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COJM, GUNUNGKIDUL - Nelayan di pesisir selatan Kabupaten Gunungkidul tengah menikmati musim panen keong macan (Babylonia areolata).
Hasil tangkapan jenis keong laut bernilai ekonomi tinggi itu meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam sehari, nelayan di Pantai Gesing, Kapanewon Panggang, mampu menghasilkan 1,5 hingga 3 ton keong macan.
Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gunungkidul, Suhaji, mengatakan musim keong macan kali ini menjadi berkah bagi nelayan.
Selain hasil tangkapan melimpah, harga jual di tingkat nelayan juga terbilang stabil tinggi, mencapai Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram.
“Ada peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hasilnya juga sangat bagus ditambah harga yang stabil,” ujarnya saat dikonfirmasi, pada Senin (27/10/2025).
Ia menjelaskan, musim keong macan tidak selalu datang setiap tahun.
Kondisi cuaca dan suhu air laut sangat memengaruhi kemunculannya.
Karena itu, nelayan menyambut gembira kemunculan keong macan tahun ini yang diprediksi berlangsung hingga awal 2026.
“Musim ini sangat ditunggu-tunggu nelayan, karena tidak bisa diprediksi. Beberapa tahun lalu tidak keluar, tahun ini keluar dan hasilnya bagus,” ujarnya.
Dia menuturkan keong macan merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan dari Kabupaten Gunungkidul.
Permintaan paling banyak datang dari negara China, yang menjadikan keong macan sebagai bahan olahan makanan laut.
"Komoditas ini termasuk bernilai jual tinggi, sehingga sangat membantu meningkatkan pendapatan nelayan di masa transisi sebelum musim ikan besar datang," paparnya.
Lebih jauh, ia mengatakan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem pihaknya tetap melakukan pendampingan agar penangkapan tetap berkelanjutan.
Pihaknya mendorong nelayan untuk tidak mengambil semua ukuran terutama keong yang berukuran kecil agar populasi tetap terjaga.
“Kami tetap imbau agar penangkapan dilakukan secara selektif dan ramah lingkungan. Kalau pengelolaan dilakukan dengan baik, potensi ini bisa terus dinikmati nelayan setiap tahun,” paparnya.
Seorang nelayan setempat, Mardi, mengatakan hasil tangkapan keong macan tahun ini benar-benar membawa berkah bagi para nelayan.
Dalam satu kali melaut, ia bersama empat rekannya bisa membawa pulang hingga dua kuintal keong macan.
“Kalau lagi bagus bisa dapat dua kuintal sekali melaut. Harganya lumayan, bisa buat tambahan biaya hidup sebelum musim ikan datang,” ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk menangkap keong macan menggunakan jaring dasar di sekitar perairan dangkal.
Penangkapan dilakukan pada pagi hingga siang hari ketika ombak relatif tenang.
Ia berharap musim ini bertahan lama agar nelayan bisa menabung untuk menghadapi musim paceklik.
“Kami senang sekali tahun ini keluar banyak. Mudah-mudahan sampai awal tahun masih ada,” katanya. (*)
| Masuk Musim Hujan, Permintaan Pemangkasan Pohon di Gunungkidul Meningkat |
|
|---|
| Masuk Musim Penghujan, Sejumlah Wilayah di Gunungkidul Masih Ajukan Permintaan Air Bersih |
|
|---|
| Pemkab Gunungkidul Terima Hibah Senilai Rp232,7 Juta untuk Perkuat Infrastruktur Transportasi |
|
|---|
| Masa Pinjam Pakai Terminal Dhaksinarga Gunungkidul untuk MPP Diperpanjang hingga 2030 |
|
|---|
| Warga Wiyoko Gunungkidul Antisipasi Banjir dengan Bersih-bersih Kali Gandu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.