Cerita Perajin Mainan Anak Asal Bantul, Berhasil Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor

Siti berhasil bertahan dengan memproduksi dan menjual ratusan permainan edukasi di tengah gempuran produk permainan impor dari berbagai negara. 

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
BARANG KERAJINAN - Sejumlah konsumen Yungki Edutoys di Jalan Ahmad Wahid Nomor 4, Ngentak, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, sedang melihat mainan, Minggu (26/10/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Seorang warga Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, berhasil bertahan dengan memproduksi dan menjual ratusan permainan edukasi di tengah gempuran produk permainan impor dari berbagai negara. 

Di tangan pemilik Yungki Edutoys, Siti Rachma Yuliati, setidaknya ada lebih dari 200 jenis permainan untuk edukasi anak yang diproduksinya di Jalan Ahmad Wahid Nomor 4, Ngentak, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul.

Perempuan berusia 61 tahun itupun mengaku tidak mudah untuk menjalankan bisnis tersebut.

Sebab, ia harus memikirkan setiap bentuk produksi permainan anak-anak yang aman dan berguna untuk belajar.

"Belum lagi saat ini banyak UMKM yang bermunculan dan produk permainan impor di pasaran, sehingga terdapat saing jual beli produk yang cukup ketat. Tapi, ya itu enggak apa-apa yang penting kualitas produksi permainan kita tetap dijaga dengan baik," ucapnya, Minggu (26/10/2025).

Tidak hanya itu, badai Covid-19 sempat membuat dunia industrinya terguncang.

Bahkan, dulu rata-rata omzet per tahun yang tadinya bisa sekitar Rp100 juta sampai Rp200 juta, setelah Covid-19 melanda kini omzetnya di bawah Rp100 juta per tahun.

Akan tetapi, ia tetap tekun memperkenalkan produk tersebut di pasar online maupun offline.

"Saat ini, pemasaran kami banyak di online. Dan pengirimannya bisa ke seluruh Indonesia. Karena, saya sadar ada sekitar 13 karyawan yang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, bagaimana pun, kami harus berkembang dan bertahan dengan usaha yang ada," ujarnya.

Adapun ide usaha itu telah berjalan sejak tahun 2010.

Sebelumnya, ia sering membantu ibunya yang bekerja sebagai guru TK.

Saat mengajar, ibunda dari Siti sering menggunakan alat praga agar berkesan dan mudah dipahami oleh anak-anak.

Setelah menikah, ia mulai memberanikan diri dan meminta izin ke suami untuk memulai bisnis membuat permainan yang dapat memberikan edukasi kepada anak.

Apalagi, permainan yang memiliki sisi edukasi dapat meningkatkan kemampuan saraf motorik anak, sehingga dapat mudah mendukung perkembangan fisik dan kognitif anak.

"Di tempat kami ada lebih dari 200 bentuk permainan untuk edukasi anak. Salah satunya yakni puzzle metamorfosis," tutur Siti.

Dalam permainan itu, anak-anak dapat mengenali dan mengetahui proses perkembangan hidup makhluk hidup.

Kemudian, anak dapat belajar dan berpikir dalam menyusun puzzle, misalnya untuk metamorphosis hewan.

Dengan begitu, daya ingat anak diharapkan dapat terasah dan meningkat.

Dikatakannya, seluruh mainan yang dibuatnya berasal dari kayu MDF dan menggunakan cat non toxic.

Dengan begitu, anak dapat merasa aman dan tidak menimbulkan bau menyengat maupun risiko keracunan.

Ia pun sempat menjelaskan secara singkat proses pembuatan mainan anak tersebut.

Salah satunya yakni proses pembuatan mainan anak puzzle metamorfosis.

Dalam pembuatan itu, kayu MDF akan dibentuk sesuai pola dan dilanjutkan tahap pengeboran. Selanjutnya, masuk ketahap pemotongan.

"Karena yang akan dibuat ini adalah puzzle metamorfosis, maka ada lapisan lagi dibagian bawahnya dengan teknik yang sama. Setelah itu, semua ditempel atau dilem dengan alas dan kayu digosok hingga halus. Lalu, potongan kayu puzzle tadi kita cat sesuai pembagian warna," katanya.

Setelah itu, masuk ke tahap pengeringan cat, pengemasan, hingga pemasaran ke konsumen.

Untuk harga jual produk permainan edukasi itu cukup beragam, mulai Rp10.000-Rp400.000 per item. 

"Jadi, harga jual produk kami itu bermacam-macam sesuai dengan bentuknya," pungkas Siti.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved