Hadapi Efisiensi Dampak Pemangkasan TKD, Pemkot Yogya Bakal Andalkan Padat Karya
Menurutnya, efisiensi yang membuat tidak leluasanya penggunaan anggaran, menjadi momentum yang tepat untuk padat karya
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta menyiapkan strategi proaktif di tengah potensi pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat pada tahun anggaran mendatang.
Strategi difokuskan pada penggalakan program pembangunan bersifat padat karya, sebuah pendekatan yang dinilai lebih efisien, tepat sasaran, dan memiliki dampak berganda, baik pada infrastruktur maupun perekonomian warga lokal.
Hal itu ditegaskan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, usai meresmikan selesainya seluruh program Padat Karya tahun 2025 di empat kelurahan, di Kelurahan Bumijo, Kemantren Jetis, Senin (13/10/25).
Menurutnya, efisiensi yang membuat tidak leluasanya penggunaan anggaran, menjadi momentum yang tepat untuk mendorong program padat karya secara lebih masif.
"Kita tahu semua, bahwa tahun depan ada kemungkinan efisiensi dan anggaran tidak leluasa. Sehingga saat anggaran yang tidak leluasa, kita harus tepat sasaran, harus fokus pada yang penting," ujarnya.
Dijelaskan, melalui sistem padat karya, termasuk yang disinergikan dengan deretan instansi lain, seperti program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), hingga karya bakti, terbukti lebih efisien.
Oleh sebab itu, Mantan Bupati Kulon Progo tersebut menegaskan, alih-alih terdampak pemangkasan TKD, program padat karya bahkan bakal semakin digalakkan.
"Justru pekerjaan-pekerjaan fisik yang biasanya tidak dipadatkaryakan, nanti bisa kita padatkaryakan. Kalau bisa bertambah lah (proyeknya)," tegasnya.
"Meskipun anggaran turun, karena kita enggak bisa bangun yang besar-besar, ya kita membangun yang kecil-kecil, tapi banyak, dengan anggaran yang ada," imbuh Hasto.
Adapun di sepanjang 2025, terdapat empat proyek fisik yang dikerjakan dengan skema padat karya, oleh warga masyarakat di kawasan setempat.
Yakni padat karya paving jalan di Bumijo, pembuatan talud permukiman di Pandeyan dan Karangwaru, serta penggantian tutup Saluran Air Hujan (SAH) dan pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di Karangwaru.
"Setelah saya melihat, pekerjaan-pekerjaan itu hasilnya juga tidak kalah bagus loh. Ini memang hasil padat karya, tapi tetap rapi dan bagus ya," cetusnya.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang, menambahkan, program ini tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan.
Ia mencatat, program padat karya tahun 2025 dengan anggaran Rp1.290.867.100 tersebut berhasil menyerap 192 tenaga kerja lokal, dengan 48 pekerja di setiap titik selama satu bulan pelaksanaan.
"Makanya, padat karya ini bukan sebatas membangun infrastruktur, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, sehingga membantu perputaran ekonomi lokal," ucapnya. (aka)
SPPG di Sleman dan Gunungkidul Berhenti Operasi karena Anggaran Pusat Belum Cair, Ini Kata BGN DIY |
![]() |
---|
Sistem Pemerintah Eror, Banyak Perusahaan di DIY Gagal Jadi Penyelenggara Magang Nasional |
![]() |
---|
Manfaatkan Kuota 3.000 Ton Pembuangan ke TPA Piyungan, Depo di Kota Yogya Dikosongkan |
![]() |
---|
Menuju Rekor MURI, RS Siloam Yogyakarta Gelar Cek Kanker Payudara untuk Ribuan Perempuan |
![]() |
---|
Pemkot Yogya Perkuat Pembatasan Kantong Plastik Sekali Pakai, Pasar Tradisional Jadi Sasaran Utama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.