SPPG di Sleman dan Gunungkidul Berhenti Operasi karena Anggaran Pusat Belum Cair, Ini Kata BGN DIY

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya memang terdapat proses penataan administrasi di BGN Pusat, kaitannya dengan pencairan anggaran.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah
ANGGARAN MBG: Foto ilustrasi MBG. SPPG di Jogotirto, Berbah dan SPPG Wonosari 1, Gunungkidul berhenti beroperasi karena anggaran pemerintah pusat belum cair. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berhenti beroperasi bukan hanya di Jogotirto, Berbah, namun juga SPPG Wonosari 1, Gunungkidul. Penyebabnya sama, karena anggaran pemerintah pusat belum cair.

Badan Gizi Nasional (BGN) DIY mengamini itu dan permasalahan ini akan dikomunikasikan dengan pemerintah pusat. 

"Sore ini akan dibahas dengan BGN pusat. Semoga sesegera mungkin (anggaran dicairkan dan beroperasi kembali)," kata Kepala Regional BGN DIY, Gagat Widyatmoko, dikonfirmasi Senin (13/10/2025). 

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya memang terdapat proses penataan administrasi di BGN Pusat, kaitannya dengan pencairan anggaran.

Gagat berharap, penataan administrasi anggaran ini tidak lantas membuat SPPG berhenti beroperasi untuk melayani penerima manfaat. Namun dua SPPG tersebut ternyata berhenti beroperasi. 

Terkait dengan itu, pihaknya mengaku sudah berkomunikasi dengan pemerintah pusat agar bisa kembali beroperasi. Pihak SPPG juga diminta untuk mengkomunikasikan pemberhentian layanan dengan baik kepada para penerima manfaat.

"Untuk sementara SPPG agar mengkomunikasikan dengan baik kepada kelompok penerima manfaat yang dilayani oleh SPPG tersebut," kata dia. 

Sebagimana diketahui, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman terpaksa berhenti beroperasi. Penyebabnya, karena anggaran dari pemerintah pusat belum turun sehingga dapur yang berada di Dusun Blambangan yang selama ini menyuplai ribuan siswa tidak memungkinkan menjalankan produksi Makan Bergizi Gratis (MBG)

Ulu-ulu Pemerintah Kalurahan Jogotirto, Maryadi menyampaikan, pihaknya sudah mengetahui jika SPPG di wilayahnya,  pada Senin (13/10) berhenti beroperasi. Adapun penyebabnya, berdasarkan konfirmasi ke Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang mengelola SPPG tersebut, pemberhentian layanan disebabkan karena anggaran dari pemerintah pusat belum turun. 

"Menurut keterangan SPPI-nya berhentinya operasinal (SPPG) dikarenakan anggaran dari pusat belum cair," kata dia. 

Pihaknya mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak SPPI dan menyampaikan hal tersebut. Maryadi mengungkapkan, SPPG Jogotirto selama ini melayani lebih kurang 3.500 penerima di wilayahnya. Penerimanya adalah siswa sekolah. Angka tersebut adalah perkiraan. Ia tidak mengetahui pasti jumlah penerimanya, karena selama operasional, pihak SPPG dengan kalurahan kurang begitu aktif berkomunikasi. 

"Secara jumlah pasti kami belum tau. Soalnya kepala SPPI belum penah koordinasi ke kelurahaan,"kata dia. 

SPPG Jogotirto selama ini melayani program MBG yang didistribusikan ke sejumlah sekolah di wilayah Berbah. Satu di antaranya adalah SMP Negeri 3 Berbah. Kepala SMP Negeri 3 Berbah, Siti Rochmah Nurwati sudah mendapatkan informasi terkait operasional SPPG yang berhenti beroperasi. Sebagai antisipasi, pihaknya mengimbau kepada orangtua siswa agar memberikan bekal makan siang untuk anaknya hari ini. 

"Kami sudah menyampaikan himbauan pada orangtua semua siswa, agar memberikan bekal makan siang untuk hari ini. Kalau kantin sekolah beroperasi normal seperti biasanya, tidak ada aktifitas khusus," ujar dia.(*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved