Aliansi Jogja Memanggil Kenang Korban Represi, Momentum 40 Hari Kematian Rheza

Aksi damai ini juga momentum 40 hari kematian Rheza Sendy Pratama, salah satu mahasiswa yang tewas saat aksi di Mapolda DIY pada Agustus

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
MELAWAN LUPA: Para aktivis Aliansi Jogja Memanggil bagikan sego berkat di kawasan Nol Km Yogyakarta, Rabu (8/10/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para aktivisi Aliansi Jogja Memanggil mengenang para korban represi saat penyampaian pendapat pada Agustus 2025 lalu dengan membagi-bagikan sego berkat di kawasan Titik Nol Km Yogyakarta, Rabu (8/10/2025).

Aksi damai ini juga momentum 40 hari kematian Rheza Sendy Pratama, salah satu mahasiswa yang tewas saat aksi di Mapolda DIY pada Agustus 2025 lalu.

"Kalau hari ini memang perhitungan kami ya, ini adalah peringatan 40 harinya almarhum Rheza. Maksudnya kalau peringatan mungkin kami tidak punya hak untuk memperingatinya, tapi kami ingin mengingat momen ini yang tahu bahasa budayanya, bahasa kebudayaannya dalam 40 hari," kata Fitra, salah satu peserta aksi.

Dia menyampaikan semustinya peringatan 40 hari wafatnya Rheza digelar dengan kegiatan yang melibatkan banyak massa dengan penggalangan dana dan sebagainya.

Namun menurutnya penggalangan dana solidaritas aksi itu dianggap merusak kedamaian.

"Kami mau menunjukkan bahwa sebenarnya ini tuh ya, ada sekian dana, kemarin kan juga ada yang dikejar-kejar karena memegang dana aksi, dana solidaritas aksi. Padahal sebagian besar dari dana solidaritas aksi itu juga dipakai untuk membantu kawan-kawan yang menjadi korban, gitu saat aksi," ujar Fitra.

Dia menyampaikan selain bagi-bagi sego berkat, para peserta aksi juga mengadakan doa bersama untuk para aktivis baik yang telah berpulang maupun yang saat ini masih menjalani proses hukum.

Adapun nama-nama para aktivis yang tertulis dipapan yang terpampang tepat disimpang Titik Nol Km antara lain, Affan Kurniawan, Sarinawati, Rusdamdiansyah, Septianus Sesa, Iko Juliant Junior, Muhammad Akbar Basyri, Saiful Akbar, Sumari, Rheza Sendy Pratama, dan Andika Lutfhi Falah.

Diakhir tulisan pada papan itu terbaca "Yang Wafat Tak Mengguncang, karena yang Hidup Tak cukup Menggugat"

"Ada doa bersama tadi untuk semuanya. Pasti banyak yang belum kami catat, juga mendoakan yang ada dalam tahanan, kawan-kawan yang kami merasa kalau bahasanya adalah doa itu sudah tidak membedakan persepsi salah dan benar," pungkasnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved