Michelin Star Dinner: Three Colors One Table Hotel Tentrem, Kolaborasi Unik Gastronomi dan Budaya

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pekan Pekan Gastronomi “Le Goût de France – Cita Rasa Prancis” 2025 , oleh Institut Français Indonesia (IFI)

Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
Konferensi pers Michelin Star Dinner: Three Colours One Table di Hotel Tentrem Yogyakarta, Senin (06/10/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Hotel Tentrem Yogyakarta kembali menghadirkan makan malam mewah yang menyajikan perpaduan masakan Prancis, peranakan, dan nusantara.

Bertajuk Michelin Star Dinner: Three Colors, One Table, Michelin Star Chef, Chef Andrée Rosier akan berkolaborasi dengan Corporate Executive Chef Hotel Tentrem, Chef Sky Lee dan Executive Chef Hotel Tentrem Yogyakarta, Chef Steve Tanudharma.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pekan Pekan Gastronomi “Le Goût de France – Cita Rasa Prancis” 2025 , oleh Institut Français Indonesia (IFI). 

Corporate General Manager Hotel Tentrem Yogyakarta, Christophorus Yulianto mengatakan kegiatan ini menjadi penyelenggaraan kedua di Hotel Tentrem Yogyakarta. 

Menurut dia, Three Colors, One Table menjadi kolaborasi unik antara Prancis dan Indonesia.

“Tentu ini menarik sekali, memang kita padukan Prancis dan Indonesia, baik berupa kuliner, dekorasi, musik, uniform penyaji. Jadi perpaduan kuliner dan budaya,” katanya dalam konferensi pers, Senin (06/10/2025).

Dalam makan malam yang digelar pada Senin (06/10/2025) ini, Hotel Tentrem Yogyakarta menyediakan tempat duduk yang terbatas, sekitar 50 orang.

Ia menerangkan menu yang dihadirkan sangat unik dan menggunakan bahan-bahan lokal Indonesia.

Menu ayam betutu rolade, tempe dan karedok, serta sate kelapa udang akan menjadi hidangan pembuka. 

Ada pula cocktail dengan herbs dari Indonesia, yang dinamakan Kirana. Cocktail tersebut khusus dibuat untuk Three Colors, One Table saja.

Lalu ada mocktail Kinanti yang disajikan dengan beberapa campuran kayu manis, cengkeh, dan lain-lain.

“Untuk makanan penutupnya ada dawet ayu panna cotta dengan nangka. Ada sorbet salak juga, itu terilhami dari salak pondoh. Semua sajian tradisional kita angkat dan dipadukan dengan makanan Prancis,” terangnya.

Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone mengungkapkan memang letak geografis Indonesia dan Prancis sangat jauh, tetapi kerja sama kebudayaan telah terjalin sejak lama. 

Ia menilai gastronomi menjadi salah satu pertukaran budaya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved