Pemkab Gunungkidul Siaga Banjir, Dorong Gotong Royong dan Pemetaan Rawan Genangan
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, meminta seluruh kapanewon dan kalurahan aktif memetakan wilayah rawan banjir dan upaya pencegahan
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
“Kami dorong agar setiap padukuhan memiliki peta sederhana wilayah yang rawan genangan, sekaligus rencana tindak gotong royong rutin,” ujarnya.
Ia menuturkan, upaya fisik yang dilakukan meliputi pembangunan dan peninggian talud di sejumlah titik, antara lain talud sisi barat setinggi sekitar 70 sentimeter sepanjang 130 meter, peninggian talud sisi barat dan utara masing-masing setinggi 30 sentimeter, serta pembangunan talud baru di sisi utara sepanjang 10 meter.
Jika material masih tersedia, pengerjaan akan dilanjutkan dengan pembuatan saluran air di bagian timur lapangan dekat pertigaan.
“Kami berharap langkah ini bisa memperlancar aliran air hujan agar tidak lagi meluap ke area permukiman maupun sawah,” kata Emanuel.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto, mengatakan pihaknya mengalokasikan Rp650 juta dari APBD Perubahan 2025 untuk mengantisipasi banjir tahun ini.
Dana tersebut digunakan untuk revitalisasi luweng serta pengerukan sungai di kawasan perkotaan.
Salah satu fokus kegiatan adalah revitalisasi Luweng Gunung Ringin di Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu.
Tahun ini telah dibangun talud bronjong dengan menelan biaya sekitar Rp200 juta.
“Targetnya segera rampung dalam waktu dekat ini, mengingat sudah memasuki musim penghujan. Namun, untuk penyelesaiannya terpaksa akan dilanjutkan tahun depan, karena anggaran yang terbatas. Tahun depan itu, untuk pembangunan talud dan drainasenya ,” kata Rakhmadian.
Selain itu, perbaikan juga dilakukan di Luweng Pasar Bintaos, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus.
Pekerjaan perbaikan drainase senilai Rp60 juta telah diselesaikan untuk mengatasi saluran air yang sering tersumbat.
“Selama ini, jika hujan datang air disekitar pasar akan menggenang karena tidak ada lagi tempat resapan air. Maka dari itu, dibangunkan drainase yang diarahkan ke luweng agar genangan air bisa teratasi ketika hujan deras,” jelasnya.
Ia melanjutkan langkah pencegahan banjir turut diperkuat dengan pengerukan sedimentasi di sungai perkotaan Wonosari.
Kegiatan ini disertai pembangunan talud di sejumlah titik bantaran sungai guna memperlancar aliran air.
“Sebagian besar sungai mengalami pendangkalan, sehingga rawan meluap saat hujan deras. Karena itu, pengerukan dilakukan agar alirannya kembali normal,” pungkasnya. (*)
Memasuki Musim Penghujan, BPBD Gunungkidul Imbau Masyarakat Bersihkan Saluran Air |
![]() |
---|
Empat Jabatan Lurah Masih Kosong, Pemkab Gunungkidul Tunggu Regulasi PAW dari Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
Dukung Gerakan Pangan Murah, Pemkab Gunungkidul Terima 25 Handtraktor dari Kementerian Pertanian |
![]() |
---|
Dilanda Banjir saat Hujan Tiba, Warga Grogol Gunungkidul Bangun Talud Secara Swadaya |
![]() |
---|
Gunungkidul Siapkan Rp100 Juta untuk Antisipasi Keracunan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.