Clara Sumarwati Perempuan Penakluk Gunung Everest dari Yogyakarta Berpulang
Clara Sumarwati dikenal luas sebagai pionir pendakian Indonesia. Keberhasilannya mencapai atap dunia
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Kabar duka datang dari dunia petualangan Indonesia. Clara Sumarwati, sosok pendaki legendaris asal Yogyakarta menghembuskan napas terakhirnya.
Semasa hidupnya, Clara pernah menorehkan prestasi monumental sebagai perempuan Indonesia pertama sekaligus perempuan Asia Tenggara pertama yang berhasil menaklukkan puncak Gunung Everest (8.848 mdpl) pada September 1996.
Clara meninggal dunia pada usia 60 tahun di rumah keluarga di Kampung Minggiran, Suryodiningratan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Kamis (2/10/2025) pukul 11.00 WIB.
Pantauan di lapangan Kamis malam, jenazah almarhumah masih disemayamkan di rumah duka.
Berdasarkan informasi keluarga, rencana pemakaman akan dilaksanakan pada Jumat (3/10/2025) di Pemakaman Sidikan, Pandeyan, Umbulharjo pukul 11.00 WIB.
Rita Heru Setya, kakak Clara Sumarwati, mengatakan sebelum wafat adiknya sempat menderita sakit gula setahun terakhir.
"Wafatnya jam 11 siang di rumah. Sebelumnya sudah menderita gula. Kalau sakit gulanya itu sudah muncul kurang lebih satu tahunan," ujarnya.
Dia menyebut, Clara sebelumnya tinggal di daerah Kalasan, Sleman, karena sakit dan pola makan kurang teratur sehingga pihak keluarga membawa ke rumah keluarga.
"Saat tinggal di Kalasan itu sudah sakit, makannya nggak teratur jam makannya. Sebelum meninggal gulanya tinggi sekali," jelasnya.
Sebelum meninggal sebetulnya pihak keluarga sudah ingin membawa Clara ke rumah sakit. Tapi Clara saat itu ingin beristirahat di rumahnya saja.
"Dia belum berkeluarga. Rencana pemakanan di tempat pemakanan di Sidikan, rencana setelah pemberkatan jam 11 siang besok," tukasnya.
Clara Sumarwati dikenal luas sebagai pionir pendakian Indonesia. Keberhasilannya mencapai atap dunia hampir tiga dekade lalu, mengukir namanya dalam sejarah olahraga petualangan, sekaligus menginspirasi banyak generasi muda untuk berani bermimpi dan menembus batas.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga komunitas pendaki serta masyarakat Indonesia yang bangga dengan prestasi yang pernah ia torehkan. (Mur)
Festival Bregada Rakyat Kembali Digelar Bulan Ini, Usung Tema Perjuangan Pangeran Diponegoro |
![]() |
---|
Terlihat di SMEXPO di Yogyakarta, Pertamina Lubricants Hadirkan Layanan Perawatan Kendaraan |
![]() |
---|
Gelar Aksi Solidaritas, Massa Aksi Kamisan di Jogja Tuntut Pembebasan Paul |
![]() |
---|
Kota Yogya Diserbu Gepeng dari Luar Daerah, Faktor Kedermawanaan Warganya Jadi Salah Satu Alasan |
![]() |
---|
Astra Motor Yogyakarta Perkuat Brand Engagement di Hari Pelanggan Nasional 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.