Kunjungi Hutan Wanagama Gunungkidul, Megawati Soekarnoputri Bawa Nuansa Nostalgia
Kehadiran Megawati kali ini membawa nuansa nostalgia, tepat dua dekade sejak kunjungan pertamanya ke kawasan hutan yang dikelola UGM
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM - Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, mengunjungi Hutan Wanagama, di Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, pada Kamis (2/10/2025).
Kehadiran Megawati kali ini membawa nuansa nostalgia, tepat dua dekade sejak kunjungan pertamanya ke kawasan hutan pendidikan yang dikelola Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Sebagai bagian dari kunjungan nostalgia, Megawati menandatangani bingkai besar yang berisi agenda kunjungan perdananya ke Wanagama pada 26 Januari 2005 silam.
Dalam kunjungan pertamanya itu, Megawati didampingi langsung Prof. Mohammad Na’iem yang kala itu berperan penting dalam pengelolaan hutan. Bahkan, salah satu kawasan diberi nama “Tegakan Jati Mega” sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam pengembangan sumber daya hutan.
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyebut kunjungan Megawati ke Wanagama memiliki makna mendalam sebab mendapat prioritas yang sangat khusus dari Megawati.
"Jadi, sepanjang jalan tadi Ibu Megawati bernostalgia melalui gerakan menjadi hijau, di mana Gunungkidul yang dulunya gersang dan kesulitan air sekarang sudah menjadi lebih hijau," ujarnya di Hutan Wanagama, pada Kamis (2/10/2025)
Hasto menambahkan, kehadiran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Gunungkidul juga menghadirkan riset yang dekat dengan masyarakat. Menurutnya, teknologi tepat guna memungkinkan berbagai pangan lokal seperti tengkleng hingga makanan tradisional lainnya dapat diteliti dan diawetkan sehingga memberi manfaat ekonomi.
Selain itu, Hasto juga mengaitkan Hutan Wanagama dengan pengalaman pribadinya. Sebagai Ketua Senat Fakultas Teknik UGM, ia pernah menempa diri di lokasi ini saat masih mahasiswa.
“Bagi saya, Wanagama juga tempat nostalgia, tempat penggemblengan saat menempuh pendidikan,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa dari semangat Wanagama, PDI Perjuangan ingin menghadirkan watak politik yang membumi, yakni politik yang membangun peradaban dengan mencintai lingkungan.
“Mulai dari menanam pohon, membersihkan sungai, hingga mengedepankan ekonomi sirkular. Partai juga harus menguasai ilmu pengetahuan dan riset agar bisa berkontribusi besar bagi kedaulatan ekonomi Indonesia,” tegas Hasto.
Menurutnya, gerakan penghijauan sudah menjadi kultur partai yang berakar dari kepemimpinan Megawati. Hal itu bahkan dibukukan dalam Gerakan Merawat Pertiwi.
“Kami di partai juga menyiapkan botol bekas untuk benih, sebagai langkah sederhana tetapi konsisten merawat bumi,” tambahnya.
Dirinya pun berharap dengan adanya BRIN diharapkan berkontribusi menguasai ilmu pengetahuan dan riset.
"Terutama partai harus menguasai ilmu pengetahuan dan riset agar bisa memberikan kontribusi terbesar bagi Indonesia dan berdaulat dan berdikari di bidang ekonomi," pungkasnya (ndg)
| Pakar UGM Sebut Judi Online Ciptakan Rantai Kerentanan Sosial Baru di Indonesia |
|
|---|
| Kisah Roro Widya, Lulus Doktor dalam Waktu 2 Tahun 10 Bulan di UGM |
|
|---|
| Peluncuran 'Melodi Nusantara' Tegaskan Pesan Kebinekaan dari Generasi Muda |
|
|---|
| 6 Mahasiswa UGM Bersaing di TOP 40 Pertamuda Seed & Scale 2025, Bawa Inovasi Energi Berkelanjutan |
|
|---|
| BRI Super League Goes to Campus, Ajak Mahasiswa UGM Pahami Sepak Bola Sebagai Industri Modern |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.