Kisah Inspiratif
Surga Buku Murah di Bantul, Jelajahi Lorong Harta Karun di Raja Murah
Slogan toko ini sederhana yaitu tidak ada ilmu yang mahal, karena buku adalah sumber ilmu.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
“Lari, sepeda, membaca… lagi digandrungi. Bahkan muncul coffee shop yang menyediakan buku-buku,” ujarnya (30/09/2025).
Reza menambahkan, beberapa coffee shop yang memiliki pojok membaca justru mengambil stok langsung dari gudang miliknya.
Koleksi Buku Langka

Menurut Wawan, saudara Reza yang juga ikut mengelola Toko Buku Raja Murah, ada belasan buku langka yang mereka miliki. Namun, koleksi tersebut tidak dipajang di dalam toko.
Buku-buku langka itu mendapat perlakuan khusus. “Bukunya harus diberi anti-rayap dan dibungkus plastik bening,” jelas Wawan (30/09/2025).
Baik Reza maupun Wawan sepakat, nilai buku langka bukan hanya terletak pada isi tulisannya, tetapi juga pada aspek historis. Tak heran, harga jualnya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Sebagian besar koleksi langka milik mereka berisi ulasan tentang budaya Indonesia, namun ditulis oleh penulis Belanda pada masa kolonial abad ke-17 hingga ke-19.
“Ada yang judulnya Moluccas, sebutan untuk Maluku zaman dulu, ditulis oleh Belanda. Ada juga Celebes, yang membahas pulau Sulawesi,” tambahnya (30/09/2025).
Wawan menegaskan, buku-buku seperti itu memang memiliki segmen pasar yang sangat spesifik.
Tidak semua orang bersedia merogoh kocek begitu besar, kecuali para kolektor yang memang memburu nilai sejarah dari buku tersebut.
Dengan koleksi yang beragam, mulai dari buku obral murah hingga buku langka bernilai tinggi, Toko Buku Raja Murah terus menjadi tujuan para pencinta bacaan.
Meski tren pembelian sempat naik turun, Reza dan Wawan bertekad menjaga toko ini tetap berjalan sebagai pusat grosir sekaligus tempat masyarakat bisa menemukan buku dengan harga terjangkau. (MG|AXEL SABINA RACHEL RAMBING)
Baca juga: 5 Rekomendasi Toko Buku dan Perpustakaan di Jogja, Cocok Buat Nongkrong
Kisah Kemandirian Seniman Difabel Berkarya dari Kanvas ke Layar Digital |
![]() |
---|
Ada Angkringan Isyarat di Kota Jogja, Penjual-Pembeli Komunikasi Pakai Bahasa Isyarat |
![]() |
---|
Cerita Penjual Buku Langka Buka Lapak di Pasar Kangen Jogja |
![]() |
---|
Sekolah di Antara Rel Sunyi Magelang, Sepuluh Siswa Dua Guru Tersisa Masih Bernyanyi |
![]() |
---|
Cerita Seniman Lukis di Yogyakarta Dirikan Komunitas Difabel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.