Catatan! Dari Total 24 SPPG MBG di Gunungkidul, Ternyata Hanya 1 yang Bersertifikat Laik Higiene

Dari total 24 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terdaftar, baru satu dapur yang tercatat memiliki sertifikat SLHS

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
Foto dok ilustrasi. Dari total 24 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terdaftar di Gunungkidul, baru satu dapur yang tercatat memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS). 

Dalam surat yang ditandatangani oleh Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan, Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah II, Albertus Dony Dewantoro, tertulis sehubungan dengan dasar tersebut di atas, dalam rangka investigasi dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan dan BPOM.

Untuk sementara, SPPG Semin Sumberejo dihentikan operasionalnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. 

Sementara saat dikonfirmasi, Pengelola SPPG Sumberejo, Didik Rubiyanto membenarkan adanya pemberhentian operasional tersebut. 

"Langkah ini kami jadikan kesempatan untuk pembenahan, yang perlu diperbaiki hanya soal sanitasi, pengelolaan sampah, dan label halal," tuturnya, pada Senin (29/9/2025).

Hal serupa juga disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul Nunuk Setyowati. Ia mengatakan pihaknya sudah mendapatkan surat bahwa operasional SPPG Semin ditutup.

"Jadi, selama penutupan ini sekolah-sekolah di sekitar SPPG tidak menerima MBG dulu," urainya. 

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 19 siswa di Kalurahan Padanan, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program makanan bergizi gratis (MBG), pada Senin (15/9/2025) kemarin.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono mengatakan belasan siswa yang diduga mengalami keracunan terdiri dari 15 siswa SD, 3 siswa SMP, dan 1 siswa SMA.

“Gejala yang dialami meliputi muntah, nyeri perut, pusing, dan demam," ujarnya saat dikonfirmasi pada Selasa, (16/9/2025).

Ia mengatakan semua siswa pun langsung dilarikan ke Puskesmas Semin I untuk mendapatkan perawatan. 

"Dan hari ini, semua siswa sudah kembali sehat serta beraktivitas di sekolah," ucapnya.

Sebagai tindak lanjut, kata dia, Dinkes mengamankan sampel makanan dari SPPG untuk pemeriksaan laboratorium di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta. Jenis sampel yang diperiksa meliputi nasi, tumis wortel, melon, semur tahu, ayam karage, dan air minum.

“Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti kasus ini,” tambah Ismono.

Ismono menuturkan pihaknya akan melakukan evaluasi terkait kejadian tersebut. Pasalnya, dalam sepekan ini sudah ada dua kasus dugaan keracunan MBG yang dialami para siswa.

"Tentu, akan kami lakukan evaluasi terkait hal ini. Itu akan menjadi tugas lintas sektor terkait," pungkasnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved