Human Interest Story
Kisah Poniyati, 30 Tahun Mengabdi Tanpa Kepastian, Kini Resmi Diangkat Jadi PPPK di Bantul
Selama 30 tahun, Poniyati hanya berstatus sebagai guru honorer dan pernah tidak digaji sama sekali demi berbagi ilmu pengetahuan agama Kristen
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Poniyati dibantu oleh sang suami yang bekerja sebagai buruh harian lepas.
Sebab, ia memiliki tiga anak, namun kini anak-anaknya sudah memiliki keluarga.
Poniyati pun mengaku pernah tiga kali mendaftar sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Namun, hasilnya nihil dan Poniyati tidak lolos menyandang gelar PNS.
Meski demikian, usaha tersebut tidak memutus semangat Poniyati dalam memberikan pengetahuan atau pendidikan kepada anak-anak didiknya.
"Ya sudah. Karena itu mungkin belum rezeki saya. Lalu ada bukaan PPPK, tapi ternyata tidak ada formasinya. Jadi ya tidak bisa mendaftar. Ya sudah belum rezekinya lagi," ujarnya.
Tidak hanya itu, pada pembukaan pendaftaran PPPK Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul sebelumnya, ia juga sempat mendaftar.
Akan tetapi terdapat hambatan terkait ijazah pendidikannya, sehingga dinyatakan kembali tidak lolos.
"Lalu, Puji Tuhan sekali pada tahap kedua (pendaftaran PPPK tahap dua (Pemkab Bantul) bisa lolos. Ini saya syukuri. Sekarang saya ngajar di SD Negeri 2 Padokan Kapanewon Kasihan. Itu induknya, tapi SD lainnya banyak, seperti SD Cepit, Sembungan, hingga Monggang," paparnya.
Adapun alasan Poniyati ingin menjadi guru tak lain dikarenakan rasa sayang jika ijazah sekolahnya tidak dipergunakan untuk bekerja.
Apalagi, anak-anak Kristen di SD negeri dinilai masih banyak yang tidak dapat pelajaran agama kristen.
Poniyati menyampaikan bawa saat awal-awal hanya lulus dari Sekolah Tinggi Agama Kristen Jogja.
Namun, dikarenakan profesinya membutuhkan gelar pendidikan lebih lanjut, maka ia melanjutkan pendidikan jenjang D2 hingga akhirnya lulus sarjana pertama.
"Jadi, sempat pulang ngajar langsung nerusin pendidikan saya. Dari situ saya melayani anak-anak di SD Negeri 2 Padokan, daftar dan diterima tahun 1994. Terus sekarang juga masih ngajar di SD Negeri 2 Padokan," kata dia.
Walau lima tahun lagi sudah pensiun dari jabatan PPPK, namun ibu yang berstatus sebagai warga Monggang Kidul, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul itu, mengaku tidak mempermasalahkannya.
"Hanya lima tahun sebagai PPPK ya tidak apa-apa, tidak masalah. Saya juga ada tawaran kalau sudah pensiun diminta mengajar lagi, tapi saya jawab lihat-lihat besok, karena kan lihat kondisi juga. Inginnya sih leren (Istirahat), tapi nanti anak-anak siapa yang ngajar (agama Kristen)," ucapnya. (*)
| Saat Seniman Visual Lulusan ISI Yogyakarta Meresapi Realitas TPST Bantar Gebang |
|
|---|
| Kisah Eka Noviana, Dosen Farmasi UGM yang Masuk Daftar Top 2 Persen Ilmuwan Berpengaruh Dunia |
|
|---|
| Kisah Zaira Bertels, Bangun Usaha Pemanfaatan Limbah di Sleman Jadi Produk Interior Berskala Ekspor |
|
|---|
| Cerita Siswi Sekolah Rakyat di Bantul, Sempat Susah Tidur dan Kangen Rumah |
|
|---|
| Cerita Faishal Ahmad Kurniawan, Putra Bantul yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2025 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.