Pesan Sri Sultan HB X Saat AOCNR 2025: Kemanusiaan Jadi Unsur Vital
Hal ini diungkapkan Sri Sultan HB X dalam sambutannya pada Opening Ceremony The 6th Asia Oceanian Congress of NeuroRehabilitation (AOCNR) 2025
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Sementara itu, Ketua Panitia AOCNR 2025 sekaligus Ketua PP PERDOSRI, dr. Rumaisah Hasan, menuturkan, tema yang diangkat dalam perhelatan tahun ini, yakni Neurorehabilitation: Future Trends from Hospital to Community”.
Tema ini menunjukkan keinginan pihaknya bahwa berbagai pengetahuan yang diketahui atau dimiliki tidak hanya bermanfaat bagi profesi pihaknya, melainkan juga untuk masyarakat luas dan komunitas.
Selain simposium dan workshop, AOCNR 2025 - PIT PERDOSRI XXIV ini juga menggelar seminar gratis untuk masyarakat awam, bakti sosial dan lomba kreasi senam dan tarian berbasis budaya tradisional Indonesia, sebagai bentuk pemanfaatan budaya untuk terapi.
“Kami sangat-sangat berterima kasih kepada Ngarsa Dalem, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, beserta seluruh jajarannya yang sangat suportif,” ungkap Rumaisah.
Berbicara mengenai perkembangan neurorehabilitasi saat ini, Rumaisah menguraikan bahwa di antara negara Asia, jumlah dokter spesialis rehabilitasi Indonesia secara jumlah telah berkembang sangat baik.
Tercatat, hingga saat ini, Indonesia telah memiliki 7 pusat pendidikan dengan jumlah dokter spesialis rehabilitasi mencapai 1.300 orang.
“Di Asia perkembangan kita ini termasuk yang sangat mengesankan. Cuma memang masih banyak keterbatasan, seperti kita hanya mengenal perawatan rawat jalan, belum mempunyai senter rehabilitasi yang terpadu. Belum ada unit sub-akut,” papar Rumaisah.
Padahal, menurut Rumaisah unit sub-akut ini merupakan komponen yang penting karena pasien-pasien itu kalau mengalami gangguan atau sakit, setelah selesai masanya dipulangkan.
"Misalnya pasien stroke, setelah pengobatan strokenya aman, dipulangkan kan. Padahal belum bisa jalan, belum bisa ngapa-ngapain. Itu sebenarnya tugasnya rehabilitasi medis. Kami harus membuat pasien bisa kembali ke kehidupan semula, kembali bekerja, atau kembali melakukan hal-hal produktif,” ungkap Rumaisah.
Dikatakan Rumaisah, PERDOSRI pun berkomitmen untuk terus menjadi agent perbaikan untuk bidang function. Lantaran, sehat berarti mampu secara fisik, mental, ekonomi, dan juga partisipasi aktif.
"Tidak hanya terbebas dari penyakit, tetapi harus bisa kembali berpartisipasi dan mempunyai manfaat di masyarakat. PERDOSRI hadir di situ," pungkas Rumaisah. (*)
Ritual Raja Kraton Yogyakarta Jejak Tumpukan Bata Rangkaian Maulud Nabi Muhammad |
![]() |
---|
Momen Sri Sultan HB X 'Jejak Banon' di Hajad Dalem Sekaten Tahun Dal |
![]() |
---|
Polda DIY Amankan 60 Orang Usai Kerusuhan, Hanya Satu Diproses Hukum |
![]() |
---|
Temui Sri Sultan HB X, Kapolda DIY Pastikan Yogyakarta Kondusif |
![]() |
---|
Kabar Terbaru Penyebab Kematian Mahasiswa Amikom Yogyakarta Saat Demo Mapolda DIY |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.