Momen Sri Sultan HB X 'Jejak Banon' di Hajad Dalem Sekaten Tahun Dal

Ritual Sri Sultan Hamengku Buwono X merubuhkan tumpukan batu bata di sisi selatan masjid kagungan dalem itu menjadi momen spesial

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
JEJAK BANON: Sri Sultan HB X menjalani prosesi jejak banon di benteng sisi selatan Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta, Kamis (4/9/25) malam. 

TRIBUNJOGJA.COM - Berbeda dari biasanya, ritual jejak banon mewarnai prosesi Hajad Dalem Sekaten, di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta, Kamis (4/9/25) malam.

Ritual Sri Sultan Hamengku Buwono X merubuhkan tumpukan batu bata di sisi selatan masjid kagungan dalem itu menjadi momen spesial yang menandai peringatan tahun dal.

Sebagai informasi, tahun dal adalah siklus tahunan dalam penanggalan Jawa, dengan makna spiritual dan budaya yang istimewa, serta berulang setiap delapan tahun sekali.

Setiap tahun dal pula, Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat melakukan prosesi jejak banon, selepas Pembacaan Riwayat Nabi Muhamad SAW dalam rangka peringatan Mulud.

Prosesi ini untuk mengenang upaya Sri Sultan Hamengku Buwono I, pendiri Kraton Ngayogyakarta, kala menyelamatkan diri dari musuh selepas salat Jumat di lokasi yang sama.

Pada kisaran pukul 22.00 WIB, Sri Sultan Hamengku Buwono X terlihat mulai beranjak dari Masjid Gedhe Kauman dengan didampingi iring-iringan abdi dalem.

Ngarsa Dalem lantas berjalan ke arah selatan Masjid Gedhe Kauman, menuju pintu butulan di beteng bersejarah yang hingga kini masih berdiri kokoh, dan jadi saksi perlawanan leluhurnya.

KRT Kusumonegoro, Koordinator Rangkaian Prosesi Garebeg Mulud Dal 1959, mengungkapkan, karena tahun dal, terdapat beberapa perbedaan dengan prosesi Hajad Dalem Sekaten.

"Sri Sultan Hamengku Bawono X jengkar (kembali ke Kedhaton) dengan prosesi jejak banon (menjejak tumpukan bata) melalui pintu butulan di sisi selatan Kagungan Dalem Masjid Gedhe," ujarnya.

Dengan hentakan kaki dan dorongan tangan Ngarsa Dalem, batu bata yang ditata menutup benteng tebal bercat putih tersebut runtuh seketika, serta langsung diperebutkan masyarakat.

Momen jejak banon yang dilakukan secara langsung oleh Sinuwun memang menyedot antusiasme luar biasa dari warga Yogyakarta maupun wisatawan.

"Dari jam 17.30 saya masuk ke sini, sengaja ingin cari batunya. Ini kan sewindu sekali ya, enggak setiap tahun ada. Kebetulan, sekarang ada kesempatan. Mau tak kasih ke dua anak saya," terang Atus, warga Demangan, Yogyakarta.

Diawali Prosesi Nyebar Udik-udik

Rangkaian agenda Hajad Dalem Sekaten, di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Kamis (4/9/25) malam, diawali dengan prosesi nyebar udik-udik, bergantian di pagongan lor dan kidul.

Mengenakan surjan dominan berwarna biru dengan motif bunga, Ngarsa Dalem memasuki halaman Masjid Gedhe Kauman pada kisaran pukul 20.00 WIB.

Ia tampak didampingi dua putrinya, yakni Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi dan GKR Bendara, yang juga memakai kebaya dengan warna selaras surjan ayahandanya.

Setelah melakoni prosesi nyebar udik-udik di dua titik gamelan ditabuh, Sri Sultan HB X lantas beranjak memasuki Masjid Gedhe Kauman untuk mengikuti pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved