TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemilik sekaligus Pembimbing Sanggar Wijaya Kusuma, Ki Sancoko, kerap mengajarkan berbagai seni kepada orang-orang yang membutuhkan.
Seniman asal Padukuhan Grogol, Kalurahan Margodadi, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta itu, menjadi generasi kedua Pemilik Sanggar Wijaya Kusuma.
Baca juga: Desa Wisata Grogol, Hidden Gem di Sleman yang Wajib Dikunjungi Pecinta Alam
"Awalnya 1971, bapak saya, Ki Sarjuadiprayitno menjadi sosok dalang dan mendirikan Sanggar Hamung Putro. Tapi memang waktu itu belum diperhatikan oleh pemerintah dan hanya dipergunakan untuk kegiatan anak-anak sekolah sampai anak-anak dusun. Tentunya mereka belajar mengenal gamelan, ketoprak, dan sebagainya," ujar Sancoko, kepada Tribunjogja.com, Jumat (1/7/2022) siang.
Namun pada 1985 sanggar itu sempat pasif karena peralatan kesenian di sanggar tersebut sudah tidak ada.
Akan tetapi dua tahun kemudian, atau tepatnya pada 1987 pihaknya mendirikan kembali sanggar tersebut dengan nama yang berbeda yakni Sanggar Wijaya Kusuma.
Sanggar itu difungsikan untuk melatih orang-orang dalam memperdalam seni tradisional.
"Kebetulan saya dituakan di Dewan Kebudayaan Kabupaten Sleman , sebagai pengampu seni pertunjukan selama 32 tahun. Tentunya untuk mengampu berbagai macam seni berupa wayang kulit dengan melibatkan 40 dalang," sambungnya.
Akan tetapi, tidak hanya seni itu saja yang bisa ia jalankan dan ia ajarkan kepada orang yang membutuhkan. Ia juga bisa membagikan ilmu tarian tradisional.
Walau lokasi sanggar tersebut memang berada di tengah-tengah Desa Wisata Grogol, namun ia kerap mendapatkan pengunjung dari luar negeri.
Baca juga: Setelah Memecat 2 ASN, BKPPD Gunungkidul Masih Tangani Kasus Dugaan Pelanggaran Lain
Bahkan ada beberapa pengunjung dari Amerika Serikat yang datang untuk belajar tari tradisional.
Sancoko pun memiliki moto berupa budaya merupakan roh bangsa.
"Karena kalau budayanya maju maka bangsanya akan maju dan kalau budayanya terhormat maka bangsanya akan terhormat. Karena kehidupan orang jawa khususnya di Yogyakarta terkenal dengan budaya," tutupnya.
Hingga kini dia terus eksis dalam mengenalkan seni tradisional ke berbagai orang-orang yang membutuhkan. (nei)