Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyampaikan terkait potensi arah ancaman erupsi Gunung Merapi.
Ditanya mengenai ada tidaknya sumbatan-sumbatan di kawah Gunung Merapi saat ini yang dapat mempengaruhi ekstrusi magma ke permukaan, Hanik mengungkapkan, sumbatan saat ini terhitung tidak terlalu kuat dengan terbentuknya kawah yang dalam pasca 2010.
Pasca erupsi 2010, lanjut Hanik, morfologi kawah Gunung Merapi jelas berubah sehingga mempengaruhi arah ancaman bahaya saat ini dan erupsi-erupsi berikutnya.
Baca juga: LIVERPOOL Butuh Pemain Selevel Alaba untuk Pertahankan Gelar Premier League
Baca juga: Mulai Besok, Kendaraan Berat Disarankan Tidak Melintas di Underpass Kentungan
Baca juga: BERITA TIMNAS U-19 : Ketimbang di Korsel, Shin Tae-yong Lebih Pilih Eropa untuk TC Skuat Garuda
"Berdasarkan kondisi morfologi kawah saat ini arah ancaman dominan ke arah Selatan-Tenggara," ucapnya.
Kendati demikian, kata Hanik, potensi arah ancaman tersebut tidak mutlak.
Melainkan masih bergantung pada perkembangan munculnya kubah lava baru.
"Tapi kita melihat nanti pusat munculnya kubah lava ada di mana. Masih kita tunggu," ucapnya.
Baca juga: Rekonsiliasi dengan Korea Utara, Korea Selatan Bangun Museum di DMZ, Pamerkan Sisa Perang Korea
Baca juga: Kisah Tiga Orang Penulis Lirik Lagu K-Pop, Persaingan Ketat, Selalu Membutuhkan Ide Segar
Hanik mengatakan, hingga saat ini kubah lava baru Gunung Merapi belum terbentuk.
Namun, posisi magma saat ini sudah dapat diprediksi.
Hanik menjelaskan, dari posisi hiposenter (pusat terjadinya gempa) gempa vulkanik di Gunung Merapi, dapat disimpulkan ada 2 kantong magma di Merapi.
Yaitu kantong magma dangkal pada kedalaman kurang lebih 1,5-2 km dari puncak dan kantong magma dalam yang berada sekitar kurang lebih 5 km dari puncak.
Baca juga: Alasan H Ghazali Dukung Kustini Sri Purnomo
Baca juga: Rekonsiliasi dengan Korea Utara, Korea Selatan Bangun Museum di DMZ, Pamerkan Sisa Perang Korea
Baca juga: Keberkahan Waktu Shalat Dzuhur yang Dijelaskan dr Zaidul Akbar
Hanik melanjutkan, gempa vulkanik dalam (VTA) Merapi terakhir muncul pada 25 September 2020.
Hal ini mengindikasikan tidak ada suplai magma baru dari dalam.
"Pada aktivitas Merapi tahun 2020 ini gempa vulkanik dalam terakhir muncul tanggal 25 September 2020, hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada suplai magma baru dari dalam. Hal ini juga menjadi salah satu indikator kemungkinan erupsi tidak seperti tahun 2010," ujar Hanik, Senin (16/11/2020).