TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terus mengupdate aktivitas terkini Gunung Merapi.
Seperti diketahui, saat ini Gunung Merapi berstatus Siaga level III, naik dari sebelumnya berstatus Waspada level II.
Dengan kenaikan status tersebut, artinya ada potensi erupsi Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, mengatakan aktivitas Merapi saat ini memang masih terbilang tinggi.
Aktivitas Merapi pun terpantau meningkat, termasuk dari sisi intensitas kegempaan.
Baca juga: BREAKING NEWS : Pemkab Klaten Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gunung Merapi Selama Sepekan
Baca juga: BPBD DIY Bantu Logistik dan Fokus Jalur Lahar di KRB III Gunung Merapi
Hanik menerangkan pada saat magma menuju permukaan, satu di antara faktor penyebabnya adalah gas.
Gas itulah yang mendorong magma menuju ke permukaan.
Selain gas, besarnya volume magma yang muncul juga mempengaruhi.
Hanik memperkirakan volume kubah lava diperkirakan lebih besar dari 2006.
"Jadi yang mendorong magma ke permukaan adalah gas. Sampai saat ini jalannya masih pelan-pelan, karena miskin gas. Kalau datanya seperti ini terus, maka erupsi tidak akan seperti 2010," katanya saat mengunjungi barak pengungsian di Balai Desa Glagaharjo, Selasa (10/11/2020).
Ia melanjutkan, untuk saat ini potensi bahaya adalah arah Kali Gendol, karena bukaan kawah mengarah ke Kali Gendol.
Meski demikian, ada deformasi ke arah barat, sehingga ada potensi bahaya ke arah barat.
"Nanti kalau kubah lava sudah muncul di permukaan, kami bisa menghitung kecepatannya, besarnya berapa, volumenya berapa. Itu yang nanti kami gunakan untuk menghitung seberapa jauh kalau terluncur (jika erupsi),"lanjutnya.
Berdasarkan potensi bahaya saat ini, ia menentukan jarak ke arah selatan 5 km, dan barat 5km, sisi Utara 3 km atau lengkungan KRB III.
Pesan Juru Kunci Merapi
Juru kunci Gunung Merapi, Mas Kliwon Suraksohargo Asihono, memberikan pesan kepada warga sekitar terkait peningkatan status Merapi yang kini di level Siaga.
Mas Asih, sapaan akrabnya, meminta pada warga yang tinggal dan hidup di lereng Gunung Merapi untuk meningkatkan kewaspadaan serta mengikuti anjuran pemerintah.
"Kenaikan dari waspada ke siaga, kalau menurut saya memang ada peningkatan (aktivitas Gunung Merapi) yang agak cepat," ujar pria yang akrab disapa Mas Asih itu saat ditemui Kompas.com, Sabtu (7/11/2020).
Mas Asih juga meminta agar masyarakat tak lengah.
"Kita harus hati-hati, menjaga keselamatan dan jangan lengah untuk memperhatikan Merapi itu sendiri. Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas," jelasnya.
Masbekel Anom Suraksosihono atau akrab disapa Mbah Asih, juru kunci Gunung Merapi. ((Kompas.com/Markus Yuwono))
Menurutnya, saat status waspada, radius bahaya berada dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Saat status siaga, radius bahaya berada dalam radius lima kilometer.
Mas Asih meminta masyarakat tak beraktivitas di radius bahaya tersebut.
"Aktivitas (masyarakat) jangan sampai melanggar (masuk) ke 5 Km dari puncak. Itu untuk menjaga kemanan supaya semua itu agar dalam aktivitas itu bisa tenang, dan selamat," urainya.
Destinasi wisata atau pedagang yang berada di radius lima kilometer dari puncak gunung tak beraktivitas sejak kemarin.
Baca juga: Gunung Merapi Siaga, Sapi Milik Warga Kalitengah Lor Sleman Dievakuasi Bertahap
Baca juga: Penjelasan BPPTKG Yogyakarta Terkait Guguran Lava di Puncak Gunung Merapi, Tanpa Disertai Awan Panas
Masyarakat diminta mematuhi anjuran pemerintah dan rekomendasi dari BPPTKG Yogyakarta, termasuk saat diminta mengungsi.
Namun demikian, masyarakat di lereng gunung sudah memahami hal yang perlu dilakukan saat aktivitas Merapi meningkat.
Sebab, masyarakat sudah memiliki pengalaman saat erupsi 2010.
"Iya, sebenarnya masyarakat sudah sadar dengan kondisi Merapi ada peningkatan itu mereka menyesuaikan, karena sudah pengalaman tahun 2010. Jadi tanpa disuruh saja mereka sudah sadar sendiri bahwa memang berbahaya," jelasnya.
( tribunjogja.com )