TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mengunjungi pabrik Mitra Produksi Sigaret (MPS) Sampoerna di Giripeni, Wates, Kamis (11/4/2019).
Hal itu dilakukannya di sela lawatan ke sejumlah titik di Kulon Progo.
Meski begitu, ia mengaku sedang tidak berkampanye dalam kesempatan itu melainkan menjalankan ketugasan sebagai anggota Dewan perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia.
Menurutnya, ia ingin memastikan kondisi pabrik yang telah berdiri sejak 2004 itu di tengah tren penurunan jumlah tenaga kerja pada sejumlah perusahaan di DIY belakangan ini.
Baca: Menikmati Manis-Gurihnya Gurameh Bakar Ala Jambon Resto
Di waktu sebelumnya, ia mengaku mengunjungi sebuah pabrik di sleman dan mendapati ada penurunan jumlah pekerja secara signifikan.
"Dari 2000 sekian (jumlah pekerja), sekarang tinggal sekitar 1000. DPD harus melihat (ke lapangan) karena penurunan tenaga kerja terjadi di beberapa perusahaan," kata Hemas.
Menurut istri Sultan Hamengku Buwono X tersebut, penurunan jumlah pekerja ini terjadi karena tenaganya tergantikan oleh mesin-mesin canggih yang digunakan untuk mempercepat proses produksi.
Penurunan jumlah pekerja itu juga dialami pabrik-pabrik rokok di Yogyakarta, termasuk Wates.
MPS Wates di awal masa berdirinya mampu menyerap ribuan tenaga kerja dari masyarakat sekitar serta menunjang angka investasi di Yogyakarta yang disebutnya masih sangat kecil.
Baca: Wujudkan Taman Kerajaan Nusantara, Pemkab Kulon Progo Gandeng Perusahaan Swasta Asal Hongkong
Dengan menurunnya jumlah pekerja, ia memandang sektor marketing perlu digenjot lagi untuk mengimbangi cepatnya produksi.
Adanya Peraturan Daerah nomor 5/2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan pembatasan iklan rokok, menurutnya tak menjadi masalah sebab bertujuan menjaga kesehatan masyarakat dari dampak buruk rokok.
Walaupun, pada ujungnya, regulasi terkait produk tembakau tetap punya imbas kepada petani tembakau.
"tugas saya di DPD untuk memperjuangkan kepentingan daerah. Misalnya, dulu sewaktu nilai nikotin diturunkan, yang dirugikan adalah petani tembakau dan saya ikut memperjuangkan mereka," kata Hemas.
Direktur MPS Wates dari PT Putra Adikarsa, John Mosman mengakui adanya penurunan jumlah pekerja di pabriknya.
Pada 2004, ada sekitar 1.500 pekerja namun 2018 ini hanya ada 800 orang pekerja.
Baca: Pemkab Kulon Progo Dorong Pemerintah Desa Dapat Kelola Website