80 Tahun RI, Penguatan Demokrasi dan Penegakan Hukum yang Adil Jadi Tantangan

Tantangan Indonesia dalam tidak hanya hadir dari dalam negeri, namun juga situasi politik global. 

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
Pixabay / succo
Ilustrasi hukum 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di usia 80 tahun, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam upaya pembangunan demokrasi, pengentasan kemiskinan, penegakan hukum dan pemenuhan rasa keadilan masyarakat dalam mendorong kesejahteraan sosial. 

Tantangan Indonesia dalam tidak hanya hadir dari dalam negeri, namun juga situasi politik global. 

Oleh karena itu, diperlukan komitmen kuat untuk memperkuat demokrasi dan penegakan keadilan hukum dengan menyasar pada kelompok yang rentan. 

Hal itu mengemuka dalam Diskusi Pemikiran Bulaksumur yang bertajuk ‘Politik, Penegakan Hukum dan Pemenuhan Rasa Keadilan’ yang diselenggarakan oleh Dewan Guru Besar (DGB) UGM secara daring beberapa waktu lalu.

Ketua DGB UGM, Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A menyebut Indonesia memiliki sejarah panjang meraih kemerdekaan. 

Selain faktor gotong royong dan persatuan, ada faktor eksternal yang menjadi momentum merdekanya Indonesia, yakni kekosongan pemerintahan akibat tragedi Nagasaki dan Hiroshima di Jepang. 

Fakta tersebut menunjukan bahwa kehidupan bangsa dan negara tidak terlepas dari pengaruh dunia internasional. 

Kondisi geopolitik global perlu menjadi perhatian untuk menetapkan langkah kebijakan yang baik.

“Kemerdekaan kita dulu adalah perhitungan yang cermat. Maka kita perlu merefleksikan kembali kondisi politik, penegakan rasa keadilan di Indonesia,” tuturnya.

Dosen Departemen Hukum Tata Negara FH UGM, Zainal Arifin Mochtar menjelaskan sejumlah tantangan demokrasi dan hukum yang dihadapi Indonesia sekarang ini. 

Ia menyebut Indonesia sedang mengalami gejala otoritarianisme.

Tantangan Indonesia dalam tidak hanya hadir dari dalam negeri, namun juga situasi politik global. 

Menurutnya, diperlukan komitmen kuat untuk memperkuat demokrasi agar setiap unsur dapat berjalan seimbang.

“Sebuah sistem tidak pernah mencapai kata sempurna. Akan selalu ada dinamika di dalamnya yang akan memperkuat ataupun melemahkan sistem itu sendiri,” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved