3.057 Anak SD di Kota Yogyakarta Jalani Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan, Ini Hasilnya

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menuturkan, deteksi dini kali ini menyasar 104 SD dan ditempuh pemeriksaan terhadap 3.057 anak. 

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Kompas.com
ILUSTRASI 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebanyak 3.057 anak usia Sekolah Dasar (SD) di Kota Yogyakarta menjalani deteksi dini penyakit jantung bawaan.

Upaya deteksi dini sudah rutin dilakukan sejak 2018, oleh tim dari FK-KMK UGM dan RSUP dr. Sardjito, bersama 18 Puskesmas di Kota Yogyakarta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menuturkan, deteksi dini kali ini menyasar 104 SD dan ditempuh pemeriksaan terhadap 3.057 anak. 

Hasilnya, ditemukan 2.631 anak normal, serta 426 anak bermasalah, yang langsung dilakukan rujukan ke RSUP dr. Sardjito Yogyakarta.

"Deteksi dini penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung yang didapat sangat penting untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup dan kualitas hidup anak-anak," katanya, di sela Seminar 13th Pediatric Cardiology Update, Kamis (14/8/2025) malam.

Baca juga: WO di Yogyakarta Pusing Gegara Polemik Royalti Musik untuk Pernikahan

Deteksi dini penyakit jantung bawaan sekaligus melaksanakan amanat Pergub DIY nomor 103 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Daerah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Yogyakarta Sehat Lestari Tahun 2021-2025.

Sebab, salah satu kegiatan utamanya adalah deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak-anak, atau peserta didik di sekolah.

"Harapannya, itu bisa memberi dampak postif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya terhadap kualitas hidup anak- anak," terangnya. 

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dokter Piprim Basarah Yanuarso, menuturkan, seminar dan workshop yang digelar mengambil beragam topik, termasuk penyakit jantung bawaan.

Kemudian, manajemen jangka panjang, penyakit jantung yang disebabkan obesitas dan mal nutrisi, hingga peran teknologi AI dalam dunia kedokteran.

"IDAI berkomitmen menurunkan angka morbiditas atau penyakit dan mortalitas atau kematian anak-anak di Indonesia, yang sampai hari ini masih cukup tinggi, khususnya disebabkan karena penyakit jantung bawaan maupun didapat oleh anak," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved