Ratusan Siswa di Sleman Diduga Keracunan MBG, Pakar Ingatkan Risiko Pangan Massal
Risiko dapat muncul sejak tahap awal, mulai dari pemilihan bahan makanan, proses pengolahan, hingga distribusi.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
Keseimbangan nilai gizi pun menjadi keharusan. Perencanaan menu harus berbasis pesan gizi seimbang, dilengkapi standar resep, bumbu, dan menu sesuai spesifikasi bahan yang telah ditetapkan.
“Pengadaan makanan sudah sesuai dengan spesifikasi bahan makanan yang tertulis juga kepada pemasok yang terpercaya kualitas dan mutunya. Penyimpanan bahan makanan juga sesuai dengan sifat bahan dengan prinsip pada First in First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Pengolahan bahan makanan yang higienis sampai matang (>75°C); Distribusi dan penyajian yang aman (<5>60°C untuk makanan panas). Tak lupa monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menghindari adanya pencemaran makanan. Pengambilan sampel makanan bisa dilakukan untuk antisipasi adanya Kejadian Luar Biasa (KLB),” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, jumlah siswa bergejala, diduga akibat keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sleman mencapai 178 siswa.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, ratusan siswa yang mendapatkan penanganan medis tersebut, berasal dari tiga Sekolah tingkat SMP di wilayah Mlati.
"Ini data terupdate hingga siang ini. Alhamdulillaah dan insyaAllah mandali (aman terkendali)," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2L) Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr. Khamidah Yuliati, Rabu (13/8/2025).
Dijelaskan, laporan dugaan keracunan pangan, diduga setelah mengonsumsi MBG, terjadi di tiga sekolah SMP di wilayah Mlati.
Adapun rinciannya, SMP Muhammadiyah 1 Mlati dari total 526 siswa, yang bergejala 58 siswa.
Para siswa yang diduga keracunan menu rawon ini mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Mlati 1.
Dugaan keracunan menu MBG berikutnya terjadi di SMP Muhammadiyah 3 Mlati dan SMP Pamungkas. Di SMP 3 Mlati berjumlah 90 siswa bergejala, dari total 174 siswa.
Sedangkan di SMP Pamungkas jumlah siswa bergejala 30 orang dari 263 siswa. Total siswa bergejala dari dua sekolah ini berjumlah 120 siswa. Mereka mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Mlati 2.
"Ada 7 siswa yang dirujuk ke RSUD Sleman. Mereka rujukan dari Puskesmas Mlati 2," terang Yuli.
Dinkes Sleman berencana tindak lanjut atas kejadian ini dengan pemeriksaan sampel makanan, pemeriksaan spesimen faeces dan muntahan. (*)
Pengawas Dinkes Sleman Sebut Aspek Penyebab Keracunan MBG di Berbah: Makanan Tidak Segera Dimakan |
![]() |
---|
Dinkes DIY Perketat Pengawasan MBG seusai 137 Pelajar di Berbah Sleman Jadi Korban Keracunan |
![]() |
---|
Marak Keracunan MBG, Dinkes Gunungkidul Bereaksi, Orang Tua Khawatir: Anak Kami Jadi Taruhannya |
![]() |
---|
Keracunan MBG Pelajar di DIY, Ombudsman: Program Nyaris Tanpa Pengawasan, Pelanggaran Nir Sanksi |
![]() |
---|
Begini Kegiatan Belajar di SMPN 3 Berbah Sleman Pascainsiden Ratusan Siswa Keracunan Diduga MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.