Bendera 'One Piece' sebagai Simbol Protes, Dosen Unisa Yogyakarta Minta Pemerintah Lebih Responsif

Menurutnya, pengibaran bendera yang bukan lambang negara tidak otomatis bermakna pelanggaran.

Tribun Jogja
HEADLINE: Halaman depan Harian Tribun Jogja memuat ulasan tentang maraknya bendera bergambar tengkorak mengenakan topi jerami, ikon yang dikenal luas dari manga dan anime One Piece karya Eiichiro Oda, di media sosial sebagai bentuk kritik masyarakat terhadap kondisi sosial politik belakangan di negara ini. 

Namun, pada tataran teknis ada pula pemberitaan tentang instruksi penghapusan gambar atau simbol tertentu yang memicu perdebatan di publik.

Gerry menilai kebijakan yang konsisten dan komunikatif akan lebih efektif meredam polarisasi dibandingkan tindakan represif.

 “Pemerintah sebaiknya berupaya lebih konsisten dalam mengambil kebijakan, tidak represif, mengutamakan pendekatan terbuka dan komunikatif terhadap masyarakat. Upaya ini dirasa akan lebih efektif dalam meredam polarisasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Alih-alih mengutamakan pendekatan pelarangan secara keras,” ucapnya.

Sikap terhadap ekspresi anak muda menjadi sorotan tersendiri dalam penjelasan Gerry.

Ia melihat pengibaran bendera ini sebagai bagian dari cara generasi Z berekspresi — berbeda dari generasi sebelumnya, cenderung kreatif dan out of the box — sehingga pergeseran budaya terasa tak terelakkan.

“Kondisi tersebut, selama tidak melanggar norma dan aturan, saya berpendapat sah saja dilakukan. Hal ini relevan dengan kalimat setiap orang ada masanya, mungkin saat ini memang eranya gen Z berekspresi dengan caranya. Tugas generasi sebelumnya membimbing dan mengarahkan agar tidak kebablasan,” tandas Gerry. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved