Antusiasme Program KB di Kota Yogya Meningkat, Belasa Pria Rela Mengantre untuk Vasektomi
Pelayanan KB tidak hanya di Puskesmas atau rumah sakit, juga menyasar lokasi yang dekat dengan aktivitas masyarakat, seperti pasar tradisional
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Minat masyarakat di Kota Yogyakarta untuk mengakses layanan Keluarga Berencana (KB) dengan metode kontrasepsi Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi semakin tinggi.
Saking getolnya, belasan pria rela mengantre, selaras data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta.
Analis Kebijakan Ahli Muda Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Ummatul Baroroh, menuturkan fenomena tersebut menunjukkan capaian positif di sektor layanan KB.
Terkhusus metode vasektomi yang melibatkan pemotongan dan pengikatan saluran vas deferens, yang membawa sperma dari testis ke uretra.
"Targetnya lima aseptor, sudah tercapai sejak April, dan sekarang bahkan ada 15 orang yang sedang antre. Artinya, minat masyarakat terus tumbuh," katanya, Minggu (10/8/2025).
Sementara, ia pun memaparkan, untuk kontrasepsi Metode Operasi Wanita (MOW) sudah ada sekitar 30an aseptor, IUD 518 aseptor, dan Implan 131 asptor.
Meski demikian, pihaknya menegaskan, bahwa seluruh calon aseptor tetap harus melalui proses skrining medis.
"Beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain sudah memiliki anak, dalam kondisi sehat secara fisik dan psikis, serta tidak memiliki kontraindikasi medis," tandasnya.
Baca juga: Ratusan Atlet Kota Yogyakarta Ikuti Pembinaan Mental Sebelum Terjun ke Porda DIY 2025
Umma menyebutkan, DP3AP2KB memiliki inovasi andalan terbaru, yaitu program 'GERTAK KB' (Gerakan Serentak Pelayanan KB) yang didorong langsung oleh Wali Kota Yogyakarta.
Program ini melibatkan berbagai fasilitas kesehatan seperti RS Pratama, Puskesmas, klinik swasta, praktik bidan mandiri, dan institusi pendidikan kesehatan yang menyasar langsung ke masyarakat melalui pasar dan toko ritel.
"Pelayanan KB saat ini tidak hanya di puskesmas atau rumah sakit, tapi juga menyasar lokasi-lokasi yang dekat dengan aktivitas masyarakat, seperti pasar tradisional," katanya.
"Kami rutin buka layanan di Pasar Beringharjo lantai 3, setiap Selasa. Sampai sekarang tiap minggunya pasti ada aseptor baru, maupun lepas pasang, tidak pernah tidak ada pasien,” urai Umma.
Program GERTAK KB sejaih ini telah dilaksanakan di beberapa titik, diantaranya Pasar Beringharjo, Pasar Ngasem, Pasar Sentul, Pasar Prawirotaman, Pasar Kotagede, Pasar Gading, Pasar Legi, Pasar Telo, Pasar Cendrawasih, Pasar Candra.
Selain deretan pasar rakyat, DP3AP2KB Kota Yogyakarta juga melaksanakannya di ritel modern, seperti di Superindo Jalan Parangtritis.
"Menggandeng pengelola dan lurah pasar untuk mensosialisasikan layanan ini setiap hari. Masyarakat bisa langsung datang dan mendapatkan pelayanan tanpa biaya," cetusnya.
Kelompok KB Pria 'PERKASA' Wakili DIY di Lomba Keluarga Berencana 2025 Tingkat Nasional |
![]() |
---|
Ekonom UGM: Wacana Vasektomi sebagai Syarat Bansos Diskriminatif |
![]() |
---|
Sepertiga dari Total Pernikahan di Kota Yogyakarta Tahun 2024 Berujung Perceraian, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Ramai-ramai Tolak Kebijakan Dedi Mulyadi Syaratkan Vasektomi untuk Bansos |
![]() |
---|
Apa itu KB Vasektomi? Kebijakan Baru untuk Penerima Bansos dari Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.