Pembukaan Tol Baru Berpotensi Tingkatkan Kunjungan ke DIY, Pemda Siapkan Strategi Atasi Over Tourism

Sejumlah strategi disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan wisatawan menyusul pembukaan gerbang tol baru di wilayah Sleman Timur. 

Dok tribun jogja
TOL JOGJA: Jalan Tol Jogja-Solo paket 2.2 memiliki desain kontruksi at grade dan elevated. Desain at grade digunakan untuk pembangunan jalan di wilayah Mlati sampai sebelum Ringroad Sleman. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan wisatawan menyusul pembukaan gerbang tol baru di wilayah Sleman Timur. 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapperida) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan bahwa peningkatan mobilitas masyarakat ke Yogyakarta sejatinya sudah terasa sejak Tol Trans Jawa mulai beroperasi beberapa tahun lalu.

“Pembukaan pintu tol di wilayah Sleman Timur tentu berdampak pada lebih cepatnya perjalanan ke DIY,” ujar Made, Rabu (6/8/2025).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY yang dikumpulkan melalui Mobile Positioning Data (MPD), sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 38 juta pergerakan atau perjalanan orang menuju DIY.

Sementara itu, sepanjang semester pertama tahun 2025—hingga bulan Juni—sudah tercatat 20 juta pergerakan orang ke wilayah ini.

Melihat tren tersebut, Pemda DIY menyiapkan dua pendekatan utama sebagai strategi untuk menangkap peluang sekaligus mengurangi dampak negatif dari potensi over tourism di wilayah perkotaan Yogyakarta.

Pertama, dengan membagi beban kunjungan agar tidak terkonsentrasi pada masa-masa puncak liburan. 

“Kami akan mendorong kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) serta event-event lainnya untuk digelar pada triwulan I dan II, saat musim kunjungan relatif rendah atau low season,” jelas Made.

Baca juga: Daftar Resmi Tarif Tol Jogja-Solo Segmen Klaten-Prambanan, Berlaku Mulai Hari Ini

Kedua, strategi juga difokuskan pada distribusi kunjungan wisata ke wilayah-wilayah di luar Kota Yogyakarta.

Wilayah seperti Gunungkidul dan Kulon Progo akan menjadi prioritas pengembangan destinasi penyangga. 

Menurut Made, selama ini pergerakan terbesar masih tertuju ke Kota Yogyakarta, sehingga wilayah lain perlu didorong untuk menarik lebih banyak kunjungan.

“Dengan adanya perbaikan konektivitas menuju kawasan Gunungkidul misalnya, diharapkan terjadi minat orang untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang masih belum padat,” imbuhnya.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan pariwisata yang lebih merata dan berkelanjutan di seluruh wilayah DIY, seiring dengan terus berkembangnya infrastruktur transportasi yang membuka lebih banyak akses ke daerah ini. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved