Alami Kekeringan, Empat Desa di Klaten Mulai Ajukan Permintaan Dropping Air Bersih

Sejumlah desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mulai mengajukan permintaan dropping air bersih ke Pemerintah Kabupaten

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Dewi Rukmini
KEKERINGAN : Empat desa di Klaten mulai mengalami kekeringan. Warga sudah mulai mengajukan bantuan dropping air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sejumlah desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mulai mengajukan permintaan dropping air bersih ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten.

Pemkab Klaten pun mulai mendistribusikan dropping air bersih ke sejumlah desa yang mengalami kekeringan, pada Senin (4/8/2025). 

Kepala BPBD Kabupaten Klaten, Syahruna, mengatakan terdapat empat desa yang mulai mengalami kekeringan akibat musim kemarau.

Semuanya berada di wilayah lereng Gunung Merapi, antara lain Desa Kendalsari, Tlogowatu, Sidorejo, dan Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

"Hari ini (4/8/2025) memang dropping awal sesuai permintaan dari empat desa di Kecamatan Kemalang. Air bersihnya kami drop di bak penampungan umum dan tempat-tempat ibadah," ucap Syahruna kepada Tribun Jogja, Senin (4/8/2025). 

Dia menjelaskan, setiap hari menyediakan sebanyak empat armada truk untuk mendistribusikan dropping air bersih.

Dikatakan, tiap satu truk bisa mengirim bantuan dropping air bersih sampai tiga kali, sehingga setiap hari setidaknya ada 12 tangki air bersih yang disalurkan. 

"Sementara kami fokus (dropping air bersih) di wilayah atas terus (lereng Merapi). Karena daerah dataran tinggi di sana bergantungan dengan air hujan," katanya.

Baca juga: Bupati dan Wakil Bupati Klaten Lepas Armada Droping Air Bersih BPBD ke Wilayah Kemalang

Syahruna menyebut berdasarkan BMKG, puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada akhir Agustus sampai September 2025.

Meski begitu, diprediksi musim kemarau mulai menurun pada Oktober 2025. 

Pihaknya pun menyediakan alokasi sebanyak 1.000 tangki air bersih untuk mengantisipasi kekeringan pada tahun ini. Anggaran untuk alokasi dropping air bersih itu dikatakan mencapai Rp500 juta. 

"Pada 2023, kami mencatat 25 desa di 9 kecamatan mengalami kekeringan. Kalau 2024 ada 18 desa di 7 kecamatan yang mengalami kekeringan. Perkiraan kami pada tahun ini ada sekitar 11 desa di empat kecamatan yang mengalami kekeringan," papar dia.

Dikatakan, empat kecamatan itu berada di Kecamatan Kemalang, Bayat, Karangnongko, dan Jatinom. 

"Karena ada beberapa di daerah itu kalau airnya bagus, kami kerja sama dengan PUPR maupun BBWS untuk dibuatkan sumur, termasuk Pamsimas. Tetapi kalau air di daerah tersebut jelek, kami koordinasi dengan PDAM. Semisal di Desa Gaden, Kecamatan Trucuk, itu pada 2025 sudah tidak meminta dropping air," terangnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved