Sikeling dan Showroom Gapura, Inovasi Pelayanan Publik DIY Yang Mampu Menjangkau Hingga Pelosok
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pelayanan publik tampil dalam wajah yang lebih dekat, adaptif, dan menyentuh kebutuhan masyarakat secara nyata.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Inovasi pelayanan publik kini tak lagi sekadar wacana administratif.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pelayanan publik tampil dalam wajah yang lebih dekat, adaptif, dan menyentuh kebutuhan masyarakat secara nyata.
Dua program menonjol menjadi contoh yakni Sikeling, mobil layanan teknis keliling untuk pelaku IKM, dan Gapura, showroom karya siswa disabilitas dari SLB Negeri Pembina Yogyakarta.
Inisiatif ini bukan semata hadir dari pembacaan atas kebutuhan lapangan, tumbuh bersama komunitas, dan didorong oleh Dana Keistimewaan DIY.
Berawal dari ruang seadanya, Gapura—singkatan dari Gerakan Aktif, Kreatif, Produktif, Unggul, Relasi, dan Asli—bertransformasi menjadi showroom profesional yang memajang karya siswa SLB Negeri Pembina Yogyakarta.
Kepala Sekolah, Nur Khasanah, S.Pd., M.Pd., menyebut showroom ini sebagai “bukti konkret bahwa anak-anak disabilitas juga bisa berkarya dan berkonstribusi secara ekonomi.”
Dibantu Dana Keistimewaan sejak 2023, showroom tersebut kini menjadi etalase berbagai produk: dari tas buatan anak-anak autis hingga batik cap khas bernama batik umpluk, hasil karya siswa yang tidak dapat mencanting secara tradisional.
Alih-alih menyulam dengan ‘malam’ panas, mereka menggunakan cetakan bambu berukuran sesuai kebutuhan motorik mereka.
Batik Umpluk hasil produksi siswa SLB Negeri Pembina Yogyakarta memiliki ciri khas bentuk bulat berbagai ukuran menyerupai gelembung atau umpluk.
Batik diproduksi dengan beragam warna dengan ragam kombinasi motif maupun tanpa kombinasi lain. Batik umpluk sudah mendapatkan sertifikat Hak Cipta sebagai batik motif asli SLB Negeri Pembina Yogyakarta.
Proses pembuatan Batik Umpluk menggunakan teknik membatik yang unik yaitu menggunakan alat cap berupa potongan bambu atau kayu sebagai media cetak motif pada kain.
Hal ini dilakukan secara sederhana karena mudah, ramah anak, dan hasilnya tetap memiliki nilai estetika seni batik.
Batik Umpluk mengusung corak baru dalam dunia batik sehingga memperkaya keragaman corak batik nusantara.
Batik Umpluk pun telah terdaftar Hak Kekayaan Intelektual dan memiliki Surat Pencatatan Hak Cipta dengan nomor pencatatan 000148361
“Dulu hanya ruang biasa, sekarang jadi tempat yang layak dan membanggakan. Anak-anak jadi percaya diri, masyarakat juga mulai percaya bahwa produk mereka berkualitas,” ujar Nur dalam Rembag Kaistimewan, Kamis (31/7/2025).
Karya dari siswa SLB se-DIY juga turut dipajang. Showroom ini terbuka untuk publik di Jalan Imogiri Timur No. 224, Umbulharjo, Yogyakarta, tak jauh dari Pasar Giwangan.
Baca juga: Paniradya Kaistimewan DIY Beri Dukungan Budidaya Ternak Bagi KWT di Samigaluh Kulon Progo
Sikeling: Teknologi yang Menyusuri Jalan-jalan Desa.
Di sisi lain, Sikeling atau Servis Keliling dari Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG) DIY hadir untuk menjawab kebutuhan industri kecil yang selama ini sulit mengakses layanan teknis.
Mobil layanan ini tidak hanya membawa teknisi, tetapi juga genset dan peralatan berat untuk perbaikan langsung di lokasi.
“Dulu, kalau alat produksi rusak, pelaku IKM kesulitan bawa ke kota. Selain berat, biayanya besar, dan belum tentu langsung tertangani,” ungkap Anton Raharja, S.T.P., M.Si., Kepala BPTTG DIY.
“Sekarang, kami datangi langsung. Gratis,” ungkapnya.
Dibantu Dana Keistimewaan sejak 2023, program ini kini berjalan dengan dua armada. Dalam satu tim terdiri dari lima personel teknis yang bisa bergerak ke pelosok, dari Sleman hingga ke wilayah selatan DIY.
Salah satu contoh dampaknya terlihat pada kelompok usaha jamu gendong “Bima Sejahtera” di Sleman, yang kini lebih lancar memproduksi karena alat seperti blender dan mesin parut yang rusak dapat segera diperbaiki.
“Dengan adanya Sikeling, alat kami bisa langsung diperbaiki. Produksi tidak terganggu, ekonomi warga meningkat,” ujar Sarjana, ketua paguyuban jamu tersebut.
Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, S.P., M.Si., menjelaskan bahwa sejak 2013 Dana Keistimewaan diberikan untuk mendukung lima kewenangan Keistimewaan DIY, salah satunya kelembagaan. Tapi menurutnya, kelembagaan yang sudah terbentuk perlu mengalirkan manfaat ke masyarakat.
“Bagaimana lembaga ini bisa menghadirkan ketentraman dan kesejahteraan? Jawabannya melalui inovasi konkret,” ujarnya.
Sejak 2023, Pemda DIY secara terbuka mulai mendanai inovasi pelayanan publik berbasis kebutuhan riil.
“Kami menyusun 12 peta jalan Keistimewaan, termasuk reformasi kelembagaan dan penguatan budaya Satria,” jelas Aris.
Inovasi seperti Sikeling dan Gapura menjadi bagian dari terjemahan konkret arah kebijakan tersebut.
Hingga 2025, tercatat sudah ada 37 inovasi yang dibiayai Dana Keistimewaan: 17 di tingkat kabupaten/kota, 20 di tingkat kalurahan.
Bukan hanya menambah jumlah, namun menumbuhkan kepercayaan publik pada pendekatan layanan yang lebih manusiawi.
“Nilainya beragam—misalnya inovasi dari BPTTG didukung Rp1,13 miliar, SLB Negeri Pembina Rp500 juta. Namun bagi saya, yang lebih penting bukan soal nominalnya, tetapi konsep dan dampak dari inovasinya.”
Aris menambahkan, pentingnya inovasi tak hanya soal efektivitas birokrasi, tetapi juga bagaimana keberpihakan itu hidup dalam keseharian masyarakat.
Melalui program Gapura dan Sikeling, DIY telah mengajarkan bahwa pelayanan publik tidak harus selalu berada di balik meja dan loket.
Layanan bisa hadir lewat teknisi yang datang langsung ke desa, atau dari rasa bangga seorang anak disabilitas saat karyanya dipajang.
Inovasi terbaik bukan yang paling rumit, tapi yang paling terasa manfaatnya di kehidupan sehari-hari. (han)
Pemangkasan Danais 2026, Pemda DIY Siapkan Prioritas Program |
![]() |
---|
Peringatan 13 Tahun UUK, Keistimewaan DIY Menyentuh Hingga Kalurahan |
![]() |
---|
Sinau Sejarah: Ajak Generasi Muda Mencintai Sejarah |
![]() |
---|
Krisan Gerbosari Dihidupkan Kembali, Jadi Harapan Baru Petani |
![]() |
---|
Peran Dana Keistimewaan DIY dalam Membangun Pertanian Berkelanjutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.