Kerajinan Bambu Asal Nanggulan Kulon Progo Mampu Tembus Pasar Mancanegara

Neti Ratnaningsih (39), pengelola Jagad Bambu Craft menuturkan usaha tersebut sudah berjalan secara turun-temurun.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Alexander Ermando
PRODUK BAMBU - Pengunjung melihat-lihat produk anyaman bambu di Jagad Bamboo Craft, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo, Rabu (30/07/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Aktivitas produksi kerajinan bambu Jagad Bamboo Craft di Kalurahan Tanjungharjo, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo tampak sederhana.

Namun rupanya, produknya sudah berhasil menembus pasar mancanegara.

Neti Ratnaningsih (39), pengelola Jagad Bambu Craft menuturkan usaha tersebut sudah berjalan secara turun-temurun.

Awal mula usaha dimulai dari kakek dan neneknya.

"Dari Mbah turun ke Bapak lalu dilanjutkan oleh saya, yang merupakan keturunan ketiga," jelas Neti ditemui pada Rabu (31/07/2025).

Usaha tersebut berawal dari produksi wadah nasi alias wakul yang terbuat dari anyaman bambu.

Peminat dari produk tersebut rupanya cukup tinggi bahkan menjangkau daerah yang lebih luas.

Lama-lama, konsumen akhirnya meminta anyaman bambu dalam bentuk tertentu.

Hingga akhirnya semakin banyak jenis produk yang dibuat dari Jagad Bamboo Craft.

"Sampai saat ini ada lebih dari 350 produk yang kami buat, meliputi perabotan hingga untuk dekorasi," ungkap Neti.

Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau untuk produk kerajinan buatan tangan.

Produk Jagad Bamboo Craft dijual mulai dari harga Rp5 ribu hingga Rp 500 ribu per unit produk.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo Siapkan Kawasan Penyangga di Sekeliling Alun-alun Wates untuk PKL

Harga yang terjangkau ditambah bahan berkualitas membuat produk Jagad Bamboo Craft banyak diminati.

Produknya saat ini sudah merambah perhotelan, restoran, hingga untuk kemasan makanan atau hantaran.

Produk Jagad Bamboo Craft saat ini juga berhasil menembus pasar internasional.

Menurut Neti, produknya saat ini sudah merambah pasar Timur Tengah, Eropa, Malaysia, dan Australia.

"Paling banyak peminatnya dari Timur Tengah, biasanya mereka membeli keranjang bambu untuk parsel, tas bambu, serta kemasan untuk kurma," jelasnya.

Sedangkan untuk pasar lokal, barang yang diminati adalah kap lampu dan kerajinan bambu untuk dekorasi rumah atau pernikahan.

Anyaman untuk hampers juga laris dipesan saat momen hari raya keagamaan.

Menurut Neti, produk berbahan bambu memiliki banyak keunggulan.

Selain mudah didapat dan diolah, bambu merupakan bahan yang ramah lingkungan dan aman jika digunakan sebagai bahan perabotan makan.

Jagad Bamboo Craft pun berupaya agar tidak banyak limbah bambu yang terbuang.

Salah satunya memanfaatkan sisa potongan bambu untuk dijadikan mainan anak-anak, yang ternyata juga laris.

"Mainan anak-anak tersebut dijual dengan harga Rp10 ribu per buah," ujar Neti.

Produksi anyaman bambu Jagad Bamboo Craft turut melibatkan warga sekitar.

Salah satunya Marsinah (40), yang mengaku sejak kecil sudah mengenal anyaman bambu.

Menurutnya, anyaman bambu sudah menjadi kerajinan khas di Nanggulan.

Itu sebabnya, cukup banyak warga yang piawai dalam membuat produk dari anyaman bambu.

"Saya sendiri mampu membuat 6 sampai 8 buah produk anyaman bambu dalam sehari, tergantung kondisi," kata Marsinah.(*)
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved