Perjuangan Gadis Kupang Raih Cita-cita Kuliah di UI di Tengah Cibiran Tetangga dan Guru

Setiap kali melangkah di kampungnya, cibiran seolah menjadi bayangan yang tak pernah pergi.

“Anak pejabat saja gagal kuliah di luar, apalagi kamu,” katanya, menirukan komentar tetangga yang terus mengendap di kepalanya.

Tak hanya dari tetangga, namun nyinyiran itu juga datang langsung dari gurunya sendiri..

Bahkan nyiyiran itu begitu membekas di hati Margaret.

Sosok guru yang seharusnya bisa memberikan semangat itu malah memberikan komentar yang begitu pedas dan membekas bagi anak kuli bangunan itu.

“Gak bisa bayar uang sekolah, tapi mau kuliah di UI? Stop mimpi tinggi!,” ucap Margaret.

Mirisnya kalimat yang diucapkan berulang-ulang di depan teman-temannya.

Kondisi ekonomi keluarganya memang sulit.

Margaret sempat menunggak uang sekolah dan hal itu dijadikan alasan untuk mencabut semangatnya.

Kemiskinan, bagi sebagian orang di sekitarnya, adalah vonis atas impian.

Margaret mengaku dirinya hampir menyerah untuk menggapai cita-cita kuliah di UI.

Cibiran dan nyinyiran itu membuatnya trauma sehingga enggan untuk mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Namun semangatnya yang begitu besar untuk menggapai cita-cita kuliah di salah satu perguruan tinggi top di Indonesia itu akhirnya mengalahkan traumanya.

Dua hari sebelum SNBP ditutup, Margaret, tepatnya saat dini hari, akhirnya mendaftarkan.

Dia tidak memberitahu keluarganya bahwa dirinya mendaftar di UI.

Baca juga: Ramalan Jodoh Zodiak Gemini dan Cancer, Elemen Udara Bertemu Air, Apakah Cocok?