Pemkot Yogyakarta Siapkan Jurus 'Mas Jos' untuk Tekan Produksi Sampah Harian

Program berbasis gerakan masyarakat tersebut diberi jargon Mas Jos, yang merupakan akronim dari Masyarakat Jogja Olah Sampah.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
DEPO SAMPAH: Pengangkutan sampah dengan alat berat menuju truk di depo sebelah barat Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta, Selasa (22/7/25). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta tengah menggodog program baru untuk menekan produksi sampah harian di wilayahnya.

Program berbasis gerakan masyarakat tersebut diberi jargon Mas Jos, yang merupakan akronim dari Masyarakat Jogja Olah Sampah.

"Dalam waktu dekat akan ada launching. Mudah-mudahan menjadi spirit kita untuk mengolah sampah," kata Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, Kamis (24/7/2025).

Dijelaskan, gerakan Mas Jos terinspirasi dari gebrakan yang dilakukan Kemantren Pakualaman dalam menekam produksi sampah hariannya.

Menurutnya, skema pemilahan sampah yang dilakukan Kemantren Pakualaman sejak di level hulu atau sumbernya, terbuti membuahkan hasil.

"Pakualaman saya jadikan best practice, karena dulu satu hari sampahnya bisa 5 ton. Tapi, hari ini, satu kecamatan bisa hanya 2,6 ton," ujarnya.

"Dengan gesitnya memilah dan kerja sama dengan bank sampah, akhirnya tinggal 2,6 ton. Itu fenomena luar biasa, sehingga Pakualaman kita jadikan pilot project," tambah Hasto.

Baca juga: Kemampuan Pengolahan Sampah di Hilir Menurun, Wali Kota Yogya Akui Kerepotan

Ia berujar, melalui Mas Jos, tata kelola sampah yang sudah diterapkan warga di Kemantren Pakualaman bakal digetoktularkan secara luas.

Dengan begitu, kemantren lain di Kota Yogyakarta dapat menerapkan langkah serupa, agar limbah yang diboyong menuju depo atau Unit Pengolahan Sampah (UPS) bisa diminimalisir.

"Kita akan sosialisasikan model seperti itu, dengan memilah sampah di hulu. Ini nanti akan kita gerakkan secara masif melalui penggerobak dan rumah tangga, bahkan sampai di depo pun kita kerahkan pemilah," ungkap Wali Kota.

Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota (DLH) Yogyakarta, Agus Tri Haryono, menyampaikan produksi sampah di Kota Yogyakarta per hari mencapai 260 ton. 

Dengan kemampuan pengolahan sekitar 190- 200 ton, diperlukan pengurangan sampah di hulu atau dari sumbernya hingga 60-70 ton per hari.

"Strategi dilakukan dengan pemilahan lanjutan di depo. Sampah residu dibawa ke UPS, anorganik ke Bank Sampah Induk, kemudian organik dibawa offtaker," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved