Becak Listrik Mulai Diperkenalkan, Langkah Awal Menuju Malioboro Rendah Emisi
Kampanye ini menjadi langkah awal untuk menjadikan Malioboro di Yogyakarta sebagai kawasan rendah emisi
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mulai menggulirkan penggunaan becak kayuh bertenaga listrik di kawasan Malioboro, Jumat (18/7/2025).
Kampanye ini menjadi langkah awal untuk menjadikan Malioboro sebagai kawasan rendah emisi sekaligus memperkuat jati diri kota sebagai pusat budaya yang berkelanjutan.
Peluncuran dilakukan secara simbolis di kawasan Malioboro pukul 08.00 WIB.
Acara tersebut dihadiri oleh unsur pimpinan Pemda DIY, antara lain Pj Sekretaris Daerah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Paniradya Kaistimewan, Bapperida, Dinas Kebudayaan, serta Dinas Koperasi dan UKM.
Dari unsur Pemkot Yogyakarta, hadir Wali Kota Yogyakarta dan jajaran Dinas Perhubungan.
Kegiatan ini juga menggandeng akademisi dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) UGM dan Koperasi Angkutan Becak Kayuh Bertenaga Alternatif.
Becak listrik yang diperkenalkan merupakan jenis pedal-assist electric tricycle—dirancang menyerupai becak tradisional, namun dilengkapi motor listrik yang membantu pengayuh, terutama saat melintasi tanjakan atau menempuh jarak jauh.
Kendaraan ini tidak menggunakan bahan bakar fosil dan tidak menghasilkan polusi suara.
Kepala Dinas Perhubungan DIY, Chrestina Erni Widyastuti, mengatakan bahwa kampanye ini tidak hanya soal transportasi, tetapi juga bagian dari visi ekologis dan kultural Yogyakarta.
“Becak itu bukan sekadar alat transportasi, tapi bagian dari identitas dan denyut nadi kota ini. Kita ingin keberadaannya tetap hidup, namun dalam bentuk yang lebih relevan, efisien, dan manusiawi. Teknologi hadir bukan untuk menggantikan nilai tradisi, melainkan untuk memperkuat dan merawatnya,” ujar Erni.
Baca juga: Bentor di Malioboro Mulai Dibatasi, Becak Kayuh Bertenaga Listrik Jadi Alternatif Ramah Lingkungan
Ia menambahkan bahwa keberadaan becak listrik ini juga membawa manfaat sosial.
“Dengan bantuan motor listrik, para pengayuh tidak harus memaksakan tenaga di usia lanjut. Ini bukan hanya soal efisiensi energi, tapi juga soal keadilan sosial. Kita ingin mereka bekerja dengan lebih layak dan sehat, tanpa kehilangan kehormatan profesinya,” lanjutnya.
Kampanye becak listrik ini merupakan bagian dari penataan Kawasan Malioboro dan Sumbu Filosofi Yogyakarta, yang mencakup garis imajiner Tugu–Malioboro–Kraton–Panggung Krapyak.
Kawasan ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 2023.
Penataan difokuskan pada pengendalian kendaraan bermotor, pengurangan emisi karbon, dan peningkatan kualitas ruang publik bagi pejalan kaki, pesepeda, serta moda tradisional.
Kabupaten-Kota di DIY Segera Perbarui Raperda Minuman Beralkohol, Peredaran Online Jadi Fokus Baru |
![]() |
---|
Perkuat Layanan Kependudukan, Komisi A DPRD Kota Yogyakarta Dorong Perluasan Unit ADM |
![]() |
---|
Pembukaan Tol Baru Berpotensi Tingkatkan Kunjungan ke DIY, Pemda Siapkan Strategi Atasi Over Tourism |
![]() |
---|
Kebijakan Royalti Musik Tuai Pro-Kontra, Pemda DIY Siapkan Solusi untuk UMKM |
![]() |
---|
Pemkot Semarang dan Yogyakarta Perkuat Kerja Sama Budaya lewat Pameran 'Rumah Semarang' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.