Ayah dan Ibu Diajak Kolaborasi Bangun Generasi Tangguh di Skadik 104 Lanud Adisutjipto

Kolaborasi ayah dan ibu memiliki perang penting untuk membentuk karakter anak menjadi sosok yang tangguh, berkarakter dan unggul

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Dok istimewa
KOLABORASI : Seminar reflektif Ayah Hadir, Anak Bertumbuh: Bukan Sekadar Ada, Tapi Sumber Hangat Jiwa skadik 104 Lanud Adisutjipto. Seminar ini menjadi langkah strategis untuk membangkitkan kesadaran bahwa pengasuhan anak bukan sekadar urusan domestik, tetapi fondasi peradaban dan pertahanan jangka panjang bangsa. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN-- Di tengah arus globalisasi, kemajuan teknologi, dan penetrasi kecerdasan buatan (AI) dalam hampir seluruh aspek kehidupan, tantangan terbesar generasi masa depan bukan hanya pada kecakapan digital, tetapi pada ketangguhan emosi, kekuatan karakter, dan kestabilan jiwa. 


Anak-anak Indonesia kelak tidak cukup dibekali dengan pengetahuan, tapi juga harus mampu berdiri teguh sebagai manusia yang utuh di tengah dunia yang cepat dan kompleks.


Sebab itu, PIA Ardhya Garini Ranting 03-2 Skadron Pendidikan (Skadik) 104 Gabungan Kodiklatau mengambil peran melalui seminar reflektif bertajuk "Ayah Hadir, Anak Bertumbuh: Bukan Sekadar Ada, Tapi Sumber Hangat Jiwa". 


Seminar ini menjadi langkah strategis untuk membangkitkan kesadaran bahwa pengasuhan anak bukan sekadar urusan domestik, tetapi fondasi peradaban dan pertahanan jangka panjang bangsa.


Komandan Skadik 104, Letkol Pnb. Antonius Yuniantono Wibowo, M.M.D.S., menegaskan bahwa peran ayah di tengah kesibukan dinas adalah bagian penting dalam menciptakan rumah yang kuat secara emosional.


"Menjadi ayah adalah bagian dari tugas strategis. Saat keluarga terjaga, misi besar pun dijalani dengan jiwa yang utuh," ujarnya. 

Baca juga: Kendala Polisi Cari Pelaku Pelemparan Kereta Api di Klaten


Sementara Ny. Prima Wibowo, Ketua PIA Ardhya Garini Ranting 03-2 Skadik 104 Gabungan Kodiklatau menekankan bahwa pengasuhan tidak bisa diletakkan hanya di pundak ibu. Melainkan juga pada ayah. Ayah dan ibu adalah tim. 


"Ketika keduanya hadir dan saling menguatkan, anak-anak akan tumbuh dalam keseimbangan antara cinta dan ketegasan. Antara empati dan disiplin. Pengasuhan bukan soal siapa paling tahu, tapi tentang bagaimana kita terus mau belajar bersama, sepanjang rentang hidup. Dan dari proses itulah, lahir generasi yang resilien, cerdas emosinya, dan tangguh karakternya," ungkapnya.


Seminar yang diselenggarakan akhir pekan lalu ini dianggap bukan sekedar kegiatan. 


Ini menjadi ruang tumbuh bagi para ayah dan ibu untuk melihat kembali peran batin mereka dalam pengasuhan.


Kegiatan ini dinilai menjadi titik tolak untuk memulai langkah kecil namun bermakna. 


Langkah kongkretnya, dengan memulai pelukan setiap pulang dinas, doa sebelum tidur, atau mendengarkan cerita anak tanpa distraksi.


Sebab kehadiran emosional yang sederhana namun konsisten adalah investasi jangka panjang yang tidak tergantikan oleh gawai, sistem pendidikan, atau bahkan teknologi tercanggih sekalipun.


Skadik 104 meyakini bahwa kekuatan bangsa dibentuk bukan hanya dari ruang kelas atau kokpit pesawat, tetapi dimulai dari ruang keluarga, dari pelukan ayah, doa ibu, dan anak-anak yang tumbuh dengan rasa dicintai dan diterima.


Hadir dalam seminar ini, Psikolog Agustin Dwi Widowati, M.Psi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved