Kolaborasi SM dan Kemendikdasmen RI Dorong Pendidikan Bermutu Lewat Deep Learning
gerakan pencerdasan oleh Muhammadiyah dilakukan secara inklusif tidak segmented.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan Muhammadiyah melalui Seminar dan Sosialisasi In Deep Learning dan TKA bertema Merawat Kecerdasan dan Karakter Bangsa Lewat Deep Learning dan TKA, kolaborasi Suara Muhammadiyah (SM) dengan Kemendikdasmen RI, pada Jumat (29/8/2025).
Seminar ini diikuti oleh berbagai perwakilan dari sekolah swasta dan negeri di Yogyakarta.
Direktur PT. SCM, Deni Asyari menyampaikan, gerakan pencerdasan oleh Muhammadiyah dilakukan secara inklusif tidak segmented.
“Jadi mungkin yang menyebut gerakan Muhammadiyah ini segmented, mungkin itu hanya ingin mencari viral saja,” katanya.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Kemendikdasmen RI, Anang Ristanto menyampaikan terima kasih ke Muhammadiyah yang membuka diri untuk bekerja sama dengan Kemendikdasmen RI.
“Ini sebagai ikhtiar kita bersama untuk mewujudkan pendidikan bermutu bagi semua,” ujarnya.
Anang sepakat, bahwa menyediakan pendidikan bermutu untuk semua sulit untuk direalisasikan sepihak oleh pemerintah saja.
Melainkan perlu kolaborasi dan menyatukan langkah sehingga menghasilkan inovasi yang berpihak pada anak didik.
Deep Learning, katanya, merupakan sebuah konsep pembelajaran yang menempatkan murid atau peserta didik sebagai pusat pembelajaran.
Oleh karena itu, diharapkan pendidikan Indonesia melahirkan manusia terdidik yang siap memajukan Indonesia.
Baca juga: Jogja Travel Excange Jadi Jurus Baru, Siap Datangkan Gelombang Wisatawan ke Kota Yogya
Dia berharap, ke depan sosialisasi in Deep Learning dan TKA ini tidak berhenti di ruangan ini, tapi sosialisasi dapat diteruskan dalam kehidupan sehari-hari para peserta seminar.
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Kemendikdasmen RI, Arif Jamali Muis menyampaikan keynote speech menegaskan, pendidikan bermutu untuk semua merupakan komitmen utama oleh Mendikdasmen Abdul Mu’ti.
Menurutnya, saat ini persoalan utama pendidikan di Indonesia bukan kurikulum, melainkan model pendekatan.
“Deep Learning ini bukan kurikulum yang digunakan seperti sebelumnya tidak apa-apa, tapi ini adalah model pembelajaran,” katanya.
Model pembelajaran ini, menurutnya memiliki tiga tujuan yaitu menimbulkan kesadaran pada diri murid.
Astra Motor Yogyakarta Gelar Seminar Safety Riding Bagi Generasi Muda |
![]() |
---|
Membangun Ketahanan Ekonomi Melalui Gelaran Muhammadiyah Jogja Expo 2025 |
![]() |
---|
Ratusan Sekolah di Gunungkidul Akan Terima Bantuan Layar TV Interactive Flat Panel |
![]() |
---|
Ratusan Sekolah di Sleman Bakal Dibantu Layar Interactive Flat Panel untuk Digitalisasi Pembelajaran |
![]() |
---|
Disdikpora Kulon Progo Pastikan Belum Ada Penyaluran IFP 75 Inchi dari Kemendikdasmen ke Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.