Timbunan Sampah di Depo Muncul Lagi Selepas Libur Sekolah, Wali Kota Yogya: Butuh Jurus Baru

Timbunan sampah di depo atau tempat penampungan sementara di Kota Yogyakarta kembali muncul dalam beberapa hari terakhir.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
MENGGUNUNG : Tumpukan sampah yang hampir memadati Depo Mandala Krida, Kota Yogyakarta, Selasa (15/7/25). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA  - Timbunan sampah di depo atau tempat penampungan sementara di Kota Yogyakarta kembali muncul dalam beberapa hari terakhir.

Fenomena tersebut, merupakan imbas libur panjang sekolah, di mana lonjakan wisatawan berdampak pada peningkatan produksi sampah hingga 300-an ton per hari.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengakui, pemerintah harus memutar otak untuk menormalisasi kembali kondisi persampahan di wilayahnya.

Pasalnya, selain kuota pembuangan menuju TPA Piyungan yang semakin sempit, kapasitas yang dimiliki unit pengolah sampah di Kota Yogyakarta pun belum bisa menjangkau seluruhnya.

"Kalau kita tidak mempunyai jurus baru, untuk menuju normal lagi itu sulit. Makanya, kita harus punya jurus baru," tandasnya, Selasa (15/7/2025).

Bukan tanpa alasan, kerja sama dengan pihak swasta yang bergerak di sektor pengolahan sampah di luar daerah pun tidak dapat diandalkan kembali oleh Pemkot Yogyakarta.

Hasto menyebut, banyak pemilik teknologi insinerator, atau mesin pembakar sampah yang akhir-akhir ini tiarap akibat penertiban terkait penyesuaian kaidah lingkungan.

"Sekarang kita mengalami masa kritis. Di masa kritis semacam ini, harus ada cara-cara. Dalam seminggu sampai sebulan ini, saya berpikir keras untui mencarikan caranya," ujarnya.

"Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan memilah sampah di depo. Hari ini, ada empat depo yang kita pakai sebagai pilot project pemilahan," tambah Wali Kota.

Baca juga: Satgas Pangan Ditreskrimsus Polda DIY Gelar Razia Beras Oplosan di DIY

Meliputi, Depo THR di Jalan Brigjen Katamso, Depo Lapangan Karang, Depo Mandala Krida dan Depo Kotabaru di sisi selatan Kantor RRI Yogyakarta, yang menghimpun 21 kelurahan.

Hasto mengungkapkan, kondisi sejauh ini terdapat sekitar 60 ton sampah yang masih mengendap di sejumlah depo berukuran besar tersebut.

"Saya amati dulu, empat titik itu seperti apa permasalahannya. Saya lihat dulu, kita kerahkan pemilah dengan metode padat karya, seperti apa penurunan sampahnya," ucapnya.

Berdasarkan hasil pemantauannya di Depo Mandala Krida dan Lapangan Karang, antrean penggerobag sampah yang hendak membuang limbah cenderung sudah landai.

Sehingga, proses pemilahan secara langsung di dalam depo dapat digencarkan oleh petugas, agar timbunan sampah bisa tereduksi signifikan.

"Kalau kemarin kan kita merem, ngga memilah sama sekali. Tapi, hari ini dipilah. Kalau tidak dipilah, ya overload di hilir. Kuncinya memilah, sembari memberi pelajaran ke masyarakat," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved