Disperindag DIY Lakukan Pengawasan, Tidak Ada Temuan Beras Oplosan di DIY 

Kepala Disperindag DIY, Yuna Pancawati, mengatakan pihaknya telah melakukan pengawasan di Pasar Beringharjo pekan lalu.

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Ilustrasi Beras 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY telah melakukan koordinasi dan pengawasan terkait dengan adanya dugaan beras oplosan.

Kepala Disperindag DIY, Yuna Pancawati, mengatakan pihaknya telah melakukan pengawasan di Pasar Beringharjo pekan lalu.

Dalam pengawasan tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY dan Balai Metrologi.

“Di Pasar Beringharjo sudah dilakukan pengawasan. Kami berkoordinasi dengan dinas pertanian terkait mutu beras, dan balai metrologi terkait takaran atau timbangan,” katanya, Selasa (15/07/2025).

Berdasarkan hasil monitoring, semua sampel yang diambil telah sesuai takaran atau masih dalam batas toleransi.

Sedangkan terkait dengan mutu, sampel beras yang diambil dinyatakan masih sesuai standar.  

“Berdasarkan pengawasan kami di pasar pantauan terbesar, belum ditemukan (beras oplosan),” sambungnya.

Setelah Beringharjo, pihaknya juga akan melakukan pemantauan di Pasar Prawirotaman.

Rencananya pantauan tersebut akan dilaksanakan pada 17 Juli 2025 mendatang.

Baca juga: Temuan Beras Oplosan Bikin Pedagang di Pasar Kranggan Yogyakarta Waswas

Terpisah, Pemilik Warung Kelontong, Wiji mengaku khawatir dengan adanya beras oplosan. Pihaknya pun selektif dalam memilih produsen beras. 

Memang ada banyak produsen beras, harganya pun bervariasi.

Menurut dia, beras dengan kualitas buruk akan cenderung mudah berkutu. 

Sedangkan beras dengan harga yang lebih tinggi tidak mudah berkutu.

“Ada yang katanya digiling poles, jadi berasnya itu sebenarnya jelek, tapi dipoles, nggak tau prosesnya seperti apa, tapi jadi putih. Ada yang bilang begitu, makanya sekarang lebih selektif lagi, apalagi sekarang ada isu beras oplosan,” ungkapnya.

“Biasanya kalau ada produsen baru, saya coba (dimasak sendiri) dulu, kalau nggak enak ya tidak jadi. Karena kan kalau toko eceran lakunya nggak banyak, jadi kalau berasnya tidak laku kan rugi,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved