Pakar UGM: Serangan Siber Melonjak, Indonesia Perlu Infrastruktur Keamanan Digital yang Tangguh
Adanya serangan siber ini bisa mengancam reputasi lembaga apabila sistem keamanan data tidak diperkuat sebagaimana mestinya
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Kedua, menjalin kolaborasi dengan berkonsultasi dengan BSSN terkait dengan sharing indikator compromise atau IOC karena BSSN pun mampu mendata dan melihat pola serangan-serangan siber tersebut.
“Harus ada yang kolaborasi dengan BSSN ataupun pemangku kepentingan,” paparnya.
Ketiga yang tidak kalah penting menurutnya adalah menguatkan infrastruktur network scrubbing untuk meredam sekarang serangan dalam skala besar.
“Jadi ada infrastruktur khusus yang memang dipasang,” paparnya.
Selain itu, solusi yang lainnya yang bisa dilakukan dengan melakukan simulasi latihan dan simulasi insiden.
Tujuannya sebenarnya latihan simulasi ini mempercepat respon tim pada saat terjadi insiden.
“Terakhir, yang perlu kita pikirkan juga kita perlu melakukan otomasi, terutama untuk patch management. Karena sebagian besar serangan itu memanfaatkan celah keamanan yang ada dari sistem operasi ataupun dari website ataupun dari aplikasi yang lain,” katanya. (*)
Pakar UGM: Soal Royalti, Perlu Transparansi Pengelolaan Dananya |
![]() |
---|
Situs Resmi Pemkab Kulon Progo Alami Serangan Siber Hingga Lebih Dari 200 Ribu Kali |
![]() |
---|
Bagaimana Penyelesaian Ambalat yang Ideal? Begini Kata Pakar UGM |
![]() |
---|
Di Balik Keputusan Presiden Prabowo Beri Amnesti untuk Hasto dan Abolisi untuk Tom Lembong |
![]() |
---|
Pemblokiran Rekening Nganggur oleh PPATK, Pakar UGM: Kebijakan yang Kurang Profesional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.