70 Hektare Sawah di Klaten Diserang Tikus Pithi, Diobat Tak Mempan Malah Merajalela

petani di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terancam mengalami gagal panen pada musim tanam (MT) kedua

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
SERANGAN TIKUS: Perangkat Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menunjukkan salah satu sawah yang diserang hama tikus, pada Selasa (1/7/2025). 

Sebab apabila berhasil panen, rata-rata per patok (lahan berukuran 2.200-an meter persegi) bisa menghasilkan Rp13-15 juta. 

Sedangkan, biaya menanam bibit dan merawat tanaman padi sampai panen per satu patok lahan bisa menghabiskan modal Rp3 jutaan. Sehingga, kerugian tiap satu patok lahan bisa mencapai Rp10 jutaan. 

Lebih lanjut, Ery menuturkan berbagai upaya telah dilakukan untuk menangani masalah serangan hama tikus di lahan persawahan Desa Demakijo. 

Obat Tak Mempan

Di antaranya berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten lewat petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) dengan memberikan obat bau-bauan dan racun tikus.

Namun bukannya menghilang, justru hama tikus yang datang semakin merajalela. 

"PPL sudah menawarkan metode gopyokan, tapi karena masa tanam para petani tidak bersamaan, sehingga tidak dilakukan. Sebab, takut hama tikus malah menyebar kemana-mana."

"Kemudian, salah satu caranya dengan membersihkan pematang sawah, dengan harapan supaya tikusnya tidak menyerang lagi," jelasnya.

Bahkan, para petani ada yang menggunakan gedebok (batang) pisang dan rambut untuk mengusir tikus.

Namun tetapi cara tersebut juga belum membuahkan hasil.

"Saat ini, para petani sudah pasrah dan saya pun kebingungan harus menanggulangi dengan cara apa lagi. Obat sudah saya carikan tapi ternyata tidak sesederhana itu," paparnya. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved