Pakar UGM Dorong Diplomasi Aktif RI di Kancah Internasional, Sikapi Ketegangan Iran-Israel
Konflik yang melibatkan isu strategis seperti kepemilikan senjata nuklir ini dinilai berpotensi mengganggu stabilitas kawasan dan dunia
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Dalam konteks ini, Indonesia perlu memperjelas posisi politik luar negerinya agar tidak terseret dalam skenario politik global seperti yang dirancang oleh Amerika Serikat melalui konsep New Middle East.
Ia menilai bahwa kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam forum internasional di Rusia, alih-alih menghadiri pertemuan G7 di Kanada, merupakan sinyal penting dari upaya Indonesia menjaga jarak dari dominasi satu blok kekuatan global.
“Menurut saya itu merupakan gestur internasional yang penting, menandakan bahwa Indonesia tetap berkomitmen pada prinsip bebas aktif dan terbuka untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak,” jelasnya.
Dengan eskalasi konflik yang kian kompleks dan dampak global yang mulai terasa, Indonesia dituntut tidak hanya mempertahankan prinsip bebas-aktif, tetapi juga memperkuat kapasitas diplomasi dan memperjuangkan perdamaian berdasarkan keadilan dan kesetaraan di panggung dunia.
“Tanpa penyelesaian damai, konflik ini berisiko terus berlanjut dan mengancam stabilitas dunia. Indonesia harus lebih proaktif dan berani dalam memainkan peran diplomasi global,” pungkas Najib. (*)
Pakar UGM: Soal Royalti, Perlu Transparansi Pengelolaan Dananya |
![]() |
---|
Bagaimana Penyelesaian Ambalat yang Ideal? Begini Kata Pakar UGM |
![]() |
---|
Di Balik Keputusan Presiden Prabowo Beri Amnesti untuk Hasto dan Abolisi untuk Tom Lembong |
![]() |
---|
Pemblokiran Rekening Nganggur oleh PPATK, Pakar UGM: Kebijakan yang Kurang Profesional |
![]() |
---|
Wacana Kementan Konversi Lahan Karet Jadi Kebun Sawit, Pakar UGM: Monokultur Lemah Berkelanjutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.