BPBD Hadirkan SILOLA,  Bikin Data Logistik Bencana di Sleman Lebih Transparan

BPBD Kabupaten Sleman meluncurkan SILOLA, Sistem Informasi Pengelolaan Logistik dan Peralatan Bencana.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Dok. Istimewa
SILOLA : Tampilan fitur SILOLA dalam android di aplikasi SIMANTAB 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tantangan penanggulangan bencana semakin kompleks. Sebab itu, kecepatan, akurasi dalam pengelolaan logistik dan peralatan bencana menjadi elemen kunci dalam upaya penyelamatan dan pemulihan pascabencana.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman berinovasi untuk menjawab tantangan tersebut dengan membuat SILOLA yaitu Sistem Informasi Pengelolaan Logistik dan Peralatan Bencana. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Bambang Kuntoro AP., M,Si mengatakan, SILOLA merupakan fitur baru di dalam aplikasi SIMANTAB atau Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana.

Sistem baru ini hadir untuk melengkapi dan sebagai solusi berbasis teknologi informasi yang dirancang untuk memperkuat tata kelola logistik kebencanaan secara lebih efisien, efektif dan transparan.

"Tujuan utama sistem ini dibangun untuk menyediakan data yang akurat, terkini dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat, pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana, lembaga pemerintah pusat, organisasi kemanusiaan maupun mitra internasional melalui playstore berbasis android dan website," kata Bambang, Rabu (25/6/2025). 

Transparan dalam pengelolaan logistik dan peralatan bencana penting untuk memastikan bantuan yang disalurkan sampai ke tangan yang membutuhkan dengan tepat dan adil.

Hal ini juga mencakup transparansi data ketersediaan dan pengeluaran. Dengan transparansi, akuntabilitas meningkat, kepercayaan publik terjaga dan penyalahgunaan dapat diminimalisir.

SILOLA memiliki beberapa fitur utama, yaitu Inventarisasi Peralatan dan Barang Bantuan.

Baca juga: Cerita Penjual Kerupuk Asal Prabumulih Jalan Kaki ke Subang Demi Berfoto dengan Dedi Mulyadi

Fitur ini menyediakan data rinci mengenai jenis, jumlah, lokasi penyimpanan dan kondisi barang secara real-time.  

Berikutnya fitur Pengelolaan Gudang Terintegrasi yang mendukung manajemen gudang secara digital, termasuk pencatatan stok masuk atau keluar termasuk sistem peringatan dini untuk stok menipis dan alokasi distribusi berdasarkan kebutuhan wilayah terdampak. 

Kemudian tidak kalah penting tersedia fitur Pemetaan Kebutuhan dan Ketersediaan. 

"Fitur ini mengintegrasikan data kebutuhan dari wilayah terdampak dengan data ketersediaan barang sehingga pendistribusian dapat lebih tepat sasaran," urainya. 

Selanjutnya tersedia pula fitur Laporan dan Analitik Otomatis yang menyediakan laporan berkala dan analisis tren untuk mendukung pengambilan keputusan yang berbasis data.

Bambang mengungkapkan, manfaat utama dari penerapan SILOLA adalah meningkatkan efisiensi logistik, mempercepat respon bantuan, mengurangi risiko penumpukan atau kekurangan logistik serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam seluruh proses pengelolaan logistik dan peralatan bencana. 

"Diharapkan, dengan pemanfaatan sistem ini, pemerintah dan seluruh pihak terkait dapat memiliki kesiapsiagaan yang lebih baik dalam menghadapi bencana. Meningkatkan ketahanan masyarakat, serta menciptakan sistem penanggulangan bencana yang lebih adaptif dan berkelanjutan," ujar Bambang.(*) 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved