Mengenal Tradisi Sarangan Warga Kulon Progo: Mengemas Daging Kurban dengan Daun

Sarangan sendiri terbuat dari tiga bahan utama, yaitu blarak (pelepah daun kelapa kering, daun jati, dan tali berbahan bambu

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
TRADISI SARANGAN: Sejumlah Sarangan yang telah diisi dengan daging kurban Iduladha 1446 Hijriah di Padukuhan Kopat, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Warga Padukuhan Kopat, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo memiliki cara kreatif dalam melaksanakan kurban Iduladha 1446 Hijriah.

Cara tersebut tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mengangkat kembali tradisi lama.

Ide kreatif tersebut terutama digunakan dalam mengemas daging kurban yang dibagikan ke warga. 

Daging dikemas dengan kemasan alami bernama Sarangan.

Saleh Riyadi, panitia kurban Masjid Al-Ikhlas Kopat menuturkan Sarangan dulunya kerap digunakan untuk Kenduri alias makan-makan bersama.

"Dulu makanan yang dibagikan ke warga dikemas pakai Sarangan ini," jelas Saleh ditemui pada Jumat (06/06/2025) lalu di Padukuhan Kopat.

Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat memilih kemasan kardus dan plastik untuk membagikan makanan. Termasuk dalam membagikan daging kurban Iduladha.

Perkembangan itu berdampak pada lingkungan di mana sampah plastik menjadi semakin banyak. 

Warga Kopat pun menyadari masalah tersebut, sehingga mereka mencoba lagi menggunakan Sarangan.

"Ini juga pertama kalinya kami memanfaatkan Sarangan untuk mengemas daging kurban Iduladha," ujar Saleh.

Sarangan sendiri terbuat dari tiga bahan utama, yaitu blarak (pelepah daun kelapa kering, daun jati, dan tali berbahan bambu yang disebut sebagai siratan. 

Semua bahan tersebut pun bisa ditemukan dengan mudah di lingkungan Kopat.

Saleh menjelaskan, blarak dianyam sedemikian rupa sehingga menjadi wadah yang bisa memuat daging, jerohan, hingga tulang dari hewan kurban. A

nyaman blarak inilah yang disebut sebagai Sarangan.

"Daging di dalam kemudian ditutupi daun jati, lalu Sarangan diikat dengan siratan bambu agar mudah dibawa," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved