ITF Pasar Niten DItolak Warga, Bupati Bantul : Kami Akan Evaluasi Pengolahan Sampah

Pemkab Bantul akan melakukan perbaikan ITF Pasar Niten untuk mengatasi permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat atau warga di lingkungan sekitar

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul memberikan respon cepat terkait adanya warga yang menolak rencana pembangunan hanggar baru Intermediate Treatment Facility (ITF) Pasar Niten

"Kami saat ini sudah menerima aspirasi dari masyarakat. Jadi, kami akan melakukan evaluasi pengolahan sampah di ITF Pasar Niten," kata Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, Jumat (23/5/2025).

Sekadar informasi, baru-baru ini, sejumlah warga di Kabupaten Bantul, menolak pembangunan hangar ITF Pasar Niten.

Penolakan itu terjadi dikarenakan beberapa hal, termasuk bau sampah ITF Pasar Niten yang tercium di area permukiman sekitar ITF Pasar Niten.

Rencanannya, dalam waktu dekat ini, Pemkab Bantul akan melakukan perbaikan ITF Pasar Niten untuk mengatasi permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat atau warga di lingkungan sekitar ITF Pasar Niten.

"Kami akan lihat nanti, setelah ada perbaikan, dampaknya seperti apa. Ya kalau dampaknya bisa ditoleransi ya dilanjut, kalau enggak ya dipindah," tuturnya.

Akan tetapi, Halim menegaskan bahwa sebenarnya Bumi Projotamansari saat ini masih memerlukan pengolahan sampah untuk merealisasikan Bantul bersih sampah pada tahun 2025.

Namun, memang penempatan pembangunan pengolahan sampah itu tidak lah mudah, karena ada resistensi dari masyarakat.

"Tapi, kan kita butuh tempat pengolahan sampah. Maka, ya, pemerintah terus memperbaiki sistem pengelolaan sampahnya itu sampai batas diterima atau ditolak. Ya gitu saja," jelas Halim.

Baca juga: Warga Panggungharjo Bantul Ungkap Alasan Tolak Pembangunan Hanggar ITF Pasar Niten

Walau begitu, penolakan yang dilakukan oleh masyarakat harus berjalan obyektif.

Bilamana dampak pengolahan sampah ITF Pasar Niten saat ini tidak signifikan, maka pengolahan sampah harus terus berjalan.

"Ya, kalau dampaknya signifikan ya dihentikan," tutur orang nomor satu di Bumi Projotamansari. 

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Bambang Purwadi, memilih enggan berkomentar terkait permasalahan ITF Pasar Niten tersebut. 

"No comment. Nanti dulu," katanya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga dari dua padukuhan yakni Padukuhan Jaranan dan Sawit, Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, masih bersikukuh menolak pembangunan ITF Pasar Niten dikarenakan beberapa hal.

Dukuh Sawit, Bangkit, mengungkapkan bahwa selama awal tahun 2025 ini, warga dari Padukuhan Sawit dan Jaranan merasa pengolahan ITF itu tidak professional karena menimbulkan bau, timbunan sampah, dan indikasi pembakaran sampah.

Tiga hal itu dinilai menyalahi aturan pengolahan sampah professional.

"Indikasi tersebut ditemukan dari investigasi masyarakat sendiri serta masyarakat merasa terganggu dan terdampak. Maka, masyarakat terus mempertanyakan kepada pemerintah setempat terkait pengolahan sampah yang ada di ITF Pasar Niten," papar dia.

Akan tetapi, muncul kabar pembangunan hanggar baru atau perluasan di ITF Pasar Niten.

Dari situ, masyarakat kembali mempertanyakan bahwa ketika membangun hanggar ITF Pasar Niten dalam skala kecil tidak mampu professional, kenapa harus dibangun lebih besar.

"Jadi, itu kami tanyakan ke Pemerintah Kabupaten Bantul. Sebenarnya, kami sudah melakukan beberapa mediasi untuk membangun komunikasi yang baik bersama pemerintah setempat. Nah, kami sebagai dukuh tetap mendukung bagaimana dalam isu ini masyarakat dan pemerintah membuat komunikasi yang baik," tandas dia.(*)
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved