Dapur MBG Mandiri Dibangun di Gamping, Siap Salurkan 4000 Porsi Per Hari

Dapur ini akan difungsikan sebagai tempat memasak program MBG yang mencakup 3500 sampai 4000 siswa di Ambarketawang dan sekitarnya.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
DAPUR MANDIRI - Pengelola dapur MBG, Agus Mulyono, melakukan peletakan batu pertama pembangunan dapur MBG di Gamping, Rabu (21/5/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) mandiri pertama di DIY akan dibangun di Kalurahan Ambarketawang, Gamping, Kabupaten Sleman.

Dapur ini akan difungsikan sebagai tempat memasak program MBG yang mencakup 3500 sampai 4000 siswa di Ambarketawang dan sekitarnya.

Pemilik Dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mandiri, Agus Mulyono, mengatakan dapur MBG ini merupakan yang pertama, khususnya dibangun secara mandiri.

Biasanya, SPPG dibangun oleh para stakeholder aparat TNI dan lainnya, namun kali ini MBG dibangun bersama yayasan Prawiro Indonesia.

"Ini resmi nantinya akan menyiapkan 3000 sampai 4000 porsi setiap hari. Jadi kami awali di Gamping dulu," kata Agus Mulyono, Rabu (21/5/2025).

Dapur MBG ini dibagun diatas lahan seluas sekitar 2000 meter persegi, dengan luas bangunan 20x20 meter persegi.

"Kami siapkan 47 tenaga pekerja. Jadi aturannya kan 50. Tapi yang tiga orang ahli gizi, direktur dapur, dan acounting disiapkan dari BGN," terang politisi senior Partai Golkar DIY ini.

Baca juga: Pakar Jelaskan Bagaimana Makanan di Program MBG Bisa Terkontaminasi Bakteri dan Sebabkan Keracunan

Ditargetkan Agustus 2025 dapur MBG mandiri ini akan bisa difungsikan memenuhi asupan gizi para siswa-siswi di wilayah Gamping.

Sementara itu, Ketua Yayasan Prawiro Indonesia Jawa Tengah (Jateng) Nur Rochmah, mengatakan dirinya ditugaskan membangun SPPG mandiri di Jawa Tengah dan beberapa di antaranya di DIY.

"Nah, di DIY saya kerjasama dengan pak Agus, silakan mau bagaimana. Tapi target saya bisa membangun 30 dapur," jelasnya.

Nur Rochmah menyampaikan adanya dapur SPPG ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja, serta meningkatkan perekonomian.

"Per hari saja kita butuh beras dua setengah ton, belum suplier telurnya. Ini kan ada perputaran ekonomi. Tenaga kerja per dapur itu 47 orang, kami ambil untuk mereka yang masih nganggur," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved