Menyusuri Jejak 14 Relawan PMI Jogja yang Gugur Selama Masa Revolusi di TMP Kusumanegara
Keberadaan pahlawan yang berstatus personel palang merah pun baru benar-benar tervalidasi melalui proses penyusunan buku Dasa Windu PMI Yogyakarta.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Peran tenaga medis, khususnya dari lembaga palang merah, dalam deretan pertempuran selama masa revolusi, jelas tidak bisa dikesampingkan.
Mereka muncul sebagai penyelamat bagi para pejuang yang bertempur di garis depan, meski terkadang harus mengorbankan nyawanya sendiri.
Akan tetapi, untuk melacak sepak terjang relawan Palang Merah Indonesia (PMI) yang turut berjuang di masa revolusi, ternyata tak semudah membalik telapak tangan.
Ya, keberadaan pahlawan yang berstatus personel palang merah pun baru benar-benar tervalidasi melalui proses penyusunan buku Dasa Windu PMI Yogyakarta.
Buku bertemakan 'Menelusuri 80 Tahun Jejak Perjalanan Palang Merah Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta' itu disusun dalam rangka memperingati HUT ke-80 PIM DIY, pada 29 September 2025 mendatang.
Selain merunut sejarah beridirinya PMI di Bumi Mataram, buku tersebut sekaligus menguak sepak terjang relawannya yang ikut berjuang selama masa revolusi.
Ketua PMI DIY, GBPH H Prabukusumo, mengungkapkan terdapat 14 orang anggota PMI yang gugur pada masa revolusi antara tahun 1946 - 1949.
Data tersebut baru didapatnya setelah menempuh penelusuran dengan menyasar sejumlah berkas dan dokumen hingga ke daratan Eropa.
"Ditemukan dokumen-dokumen, bahwa ada 14 orang relawan palang merah indonesia dari Yogyakarta yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegra," katanya, Rabu (17/9/2025).
Baca juga: TPA Piyungan Masih Jadi Tumpuan Sampah Kota Yogyakarta, Kapasitas Terbatas hingga 2025
Menyongsong hari jadi ke-80, jajaran kepalangmerahan di DIY untuk pertama kalinya melakukan ziarah ke TMP yang berlokasi di Kota Yogyakarta tersebut.
Sayangnya, di antara 14 relawan PMI yang gugur dan diistirahatkan di sana, tidak seluruhnya diketahui identitasnya secara resmi.
"Dua pahlawan tidak dikenal, sisanya pejuang yang diketahui identitasnya. Semuanya kita sambangi unguk tabur bunga. Kami sangat menghormati 14 orang anggota PMI yang gugur pada masa revolusi antara 1946 - 1949," tandasnya.
Selain itu, Gusti Prabu menyampaikan, saat Ibu Kota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta, Markas Besar Palang Merah Indonesia juga dipindah ke Yogyakarta.
Bahkan, terangnya, hari ulang tahun PMI yang ditetapkan setiap tanggal 17 September, merupakan hasil Kongres PMI yang ke-II di Yogyakarta.
"Selain ke Kusumanegara, hari ini kami juga ke Makam Pajimatan Imogiri, berziarah untuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang sangat berjasa untuk bangsa Indonesia dan PMI," ujarnya.
Peduli Bumi, PMI Sleman Bagikan Seribu Bibit Pohon pada Pengguna Jalan |
![]() |
---|
Relawan Ambudes Gelar Apel Siaga, Bupati Magelang Singgung Dukungan dan Insentif |
![]() |
---|
PMI DIY Siagakan 70 Personel dan 14 Ambulans untuk Aksi 1 September di Yogyakarta |
![]() |
---|
Bulan Dana 2025, PMI Gunungkidul Targetkan Rp500 Juta |
![]() |
---|
PMI Gunungkidul Beri Apresiasi pada Sejumlah Pendonor Darah Rutin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.