Kisah Mantan Anggota JAD di Jogja: Sadar dan Ikrar Setia pada NKRI, Kini Buka Usaha Ayam Bakar
Ia mengaku, karena kurangnya pemahaman secara terbuka mengenai agama kala itu, dirinya lantas bergabung dengan organisasi JAD.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Raut wajah Ismail Alamsyah, warga Jalan Perumnas Condosari RT 08/62 B 06 Ngropoh Condongcatur, Depok, Sleman, terlihat tenang dan ramah saat berbincang bersama anggota Polda DIY, Kamis (15/5/2025).
Namun siapa sangka, pria yang berusia 56 tahun ini dulunya merupakan anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Ia mengaku, karena kurangnya pemahaman secara terbuka mengenai agama kala itu, dirinya lantas bergabung dengan organisasi JAD.
Beruntungnya, Ismail kembali tersadarkan lalu kembali menyatakan ikrar setia pada NKRI.
Kini, dirinya sudah hijrah dan berhasil membuka usaha kuliner bernama Ayam Bakar Abu Tuti.
Ketika bertemu dengan media dalam acara Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme yang diadakan oleh Polda DIY, Kamis kemarin, Ismail Alamsyah menceritakan awal mulanya ia menjadi anggota JAD.
Ketika itu ia berkeinginan untuk berjihad ke Suriah. Saat tergabung dalam JAD, ia menjadi anggota aktif dan terlibat beberapa kegiatan.
Dia berminat ke Suriah saat di negara tersebut terjadi perang di tahun 2014 silam.
“Saat itu banyak kaum muslimin berperang, saya terpanggil untuk jihad ke sana. Kemudian mencari informasi dan mencari link-link, kemana saya bisa bergabung untuk bisa berjihad ke Suriah," ucapnya.
Baca juga: Polda DIY Bakal Tanya ke Polresta Sleman, DPO Kasus Mafia Tanah 12 Tahun Belum Tertangkap
Berbekal atas niatnya tersebut, Ismail kemudian bertemu dengan seorang ustaz.
Saat bertemu sang ustaz, dia sering mengikuti kajian-kajian yang dilakukan oleh ustaz yang baru dikenalnya itu.
Selain rajin mengikuti kajian, Ismail yang merupakan atlet judo itu ternyata pernah mengikuti berbagai kejuaraan di tingkat Internasional.
Dari hasil itu, ia kemudian diangkat menjadi pelatih bela diri di dalam anggota JAD itu.
Namun, saat mengikuti kajian, Ismail ternyata curiga dengan kelompoknya tersebut.
Puncak kecurigaannya terjadi usai tragedi bom di Surabaya Jawa Timur pada 2018.
SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 Jembatani Kesenjangan Teknologi bagi UMKM Perempuan |
![]() |
---|
Lima Pejudi Online Ditangkap, JPW Pertanyakan Logika Hukum Polda DIY: Apa karena Bandar Dirugikan? |
![]() |
---|
Soal Pengungkapan Sarang Judol di Banguntapan, Dirkrimsus Polda DIY: Tidak Ada Titipan Bandar |
![]() |
---|
Kemenkumham DIY Dorong Dialog Soal Royalti Musik: Lindungi Hak Cipta, Ringankan Beban UMKM |
![]() |
---|
Ramai di Medsos, Polda DIY Luruskan Fakta Penangkapan Lima Pelaku Judi Online di Banguntapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.