10 Kalurahan di Gunungkidul Jadi Prioritas Penanganan Kasus Stunting

Gerakan Genting sudah diterapkan di empat kapanewon, yakni Semin, Gedangsari, Girisubo, dan Karangmojo. 

paudpedia.kemdikbud.go.id
ILUSTRASI Stunting 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menjadikan 10 kalurahan menjadi sasaran prioritas penanganan stunting.

Kesepuluh kalurahan yang dimaksud yaitu Semanu, Hargomulyo, Tegalrejo, Semin, Ngeposari, Candirejo, Watusigar, Karangasem, Tancep dan Karangmojo.

Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gunungkidul, Sujarwo, mengatakan dipilihnya kesepuluh kalurahan tersebut merujuk pada pada Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 4/KPTS/2024 terkait penanganan stunting pada anak.

Untuk diketahui, kasus stunting di Kabupaten Gunungkidul pada Agustus 2024 masih berada di 14,37 persen. 

"Program ini merupakan quick wins, program 100 hari kerja bupati, untuk melaksanakan percepatan penurunan stunting melalui gerakan Gertak Stunting di 144 desa," tuturnya, pada Rabu (14/5/2025).

Ia melanjutkan untuk mengentaskan masalah stunting pihaknya juga resmi meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), per hari ini, Rabu (14/5/2025). 

Gerakan Genting sudah diterapkan di empat kapanewon, yakni Semin, Gedangsari, Girisubo, dan Karangmojo. 

"Dalam gerakan ini, bentuk intervensinya beragam, mulai dari program “babonisasi” (pemberian ayam petelur), lantainisasi rumah, penyediaan air bersih, hingga pembangunan jamban sehat," terangnya.

Baca juga: BRIN Teliti Daun Kelor untuk Mencegah Kasus Stunting pada Anak di Gunungkidul 

Pihaknya juga mengatakan, gerakan ini bakal dikembangkan lebih lanjut melalui pemetaan dan pendampingan individual.

Nantinya, secara teknis akan ada orang tua asuh yang akan mendampingi keluarga sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Mulai dari, masalah administrasi kependudukan, jaminan kesehatan, hingga kebutuhan gizi khusus.

"Gerakan Genting merupakan inisiatif kolaboratif untuk mengintervensi keluarga berisiko stunting melalui pendekatan gotong royong. Program ini menargetkan keluarga-keluarga dengan balita stunting berdasarkan data KRS dan E-PPGBM dari Dinas Kesehatan," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Joko Parwoto mengatakan gerakan Genting bukan sekadar bantuan, tapi bentuk keberpihakan sosial masyarakat.

"Ini mencerminkan semangat Gunungkidul Raya yang adil, makmur, lestari, dan berkeadaban,” ujarnya.

Ia menambahkan, persoalan stunting bersifat multidimensi dan tidak bisa diselesaikan oleh satu sektor saja. 

“Kami mengajak ASN, organisasi profesi, tokoh agama, hingga komunitas pemuda menjadi bagian dari solusi. Jadilah orang tua asuh yang tidak hanya memberi, tapi juga hadir dan mendampingi,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved